Mohon tunggu...
Andre Waluyo
Andre Waluyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Selain suka menulis berbagai tema artikel, saya juga memiliki minat kuat di bidang usaha digital kreatif. Saat ini saya sedang mengembangkan platform alat bisnis untuk mendukung beberapa aspek pemasaran. Platform tersebut saya beri nama Gata dan Bussiness Link.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pentingnya Sinergi Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

5 November 2024   08:59 Diperbarui: 5 November 2024   09:04 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyuwangi, 4/11/2024 - Seminar dan Lokakarya Nasional bertajuk "Kerjasama Antara Orang Tua dan Guru dalam Penyusunan Program Individu yang Bermakna dan Berpusat pada Anak" digelar mulai hari ini, tanggal 4 -- 5 Nopember 2024 di Hotel Aston Banyuwangi. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Matahati Banyuwangi bersama Perkins International School for the Blind, yang berpusat di Amerika Serikat. Seminar ini dihadiri oleh berbagai yayasan yang bergerak di bidang pendidikan anak berkebutuhan khusus, serta kelompok orang tua dari berbagai kota di Indonesia.

Acara ini dibuka oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Banyuwangi, Bapak Ahmad Jaenuri, S.Pd., M.Pd., yang menyampaikan dukungan penuh dari pemerintah. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kolaborasi antara pendidik dan orang tua, guna menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan efektif bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia.

Ibu Masfufah,M.Pd ( Yayasan Matahati Banyuwangi)/dok. pri
Ibu Masfufah,M.Pd ( Yayasan Matahati Banyuwangi)/dok. pri

Kolaborasi Pendidikan Berbasis Keluarga dan Sekolah

Seminar ini adalah yang pertama di Indonesia yang menekankan pentingnya keterlibatan penuh orang tua dalam proses pendidikan ABK, tidak hanya melalui guru di sekolah tetapi juga peran aktif orang tua di rumah. Seminar ini membuka peluang untuk dijadikan proyek percontohan nasional dalam pendidikan inklusif yang berbasis pada kerjasama guru dan orang tua.

Mrs. Chen Min Parerra, perwakilan dari Perkins International untuk wilayah Asia Pasifik, turut hadir dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya yang diterjemahkan oleh Candra Padmasvasti dan JBI Firdaus Alvian, Mrs. Chen mengungkapkan pentingnya program pendidikan yang memungkinkan anak-anak untuk berkembang mandiri, berpartisipasi aktif dalam lingkungan mereka, dan memiliki keterampilan hidup yang bermanfaat. Ia menambahkan, "Program ini bertujuan agar guru tidak hanya mengajar di sekolah, tetapi juga membantu anak-anak di rumah, seperti dalam kegiatan sehari-hari, sehingga anak-anak bisa berperan dalam masyarakat."

Foto Setelah Pemberian Bantuan Secara Simbolis/dok. pri
Foto Setelah Pemberian Bantuan Secara Simbolis/dok. pri

Dukungan Pemerintah untuk Pendidikan Disabilitas

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sutikno, S.Pd., M.Pd., juga hadir dan menyampaikan bahwa Kabupaten Banyuwangi telah berupaya mendukung masyarakat berkebutuhan khusus melalui Peraturan Daerah dan inovasi seperti "Festival Kita Bisa." Ia mengapresiasi Yayasan Matahati atas inisiatif besar ini, yang mampu menghadirkan acara berskala nasional di Banyuwangi.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Banyuwangi mengajak para orang tua ABK untuk terus bersyukur dan bersemangat mendukung perkembangan anak-anak mereka. "Tugas kami dan kita semua adalah melayani dan bersinergi demi kesejahteraan mereka," ucapnya.

Dokumentasi Kegiatan/dok. pri
Dokumentasi Kegiatan/dok. pri

Testimoni dari Para Orang Tua

Beberapa orang tua turut berbagi pengalaman mereka. Fanti, yang memiliki anak tunarungu, mengapresiasi program ini karena mendukung keterlibatan aktif orang tua dan guru dalam mendampingi perkembangan anak. Pipit, yang memiliki anak tunadaksa, menyampaikan bahwa proses bersyukur adalah pembelajaran tanpa akhir. Sementara itu, Ketua Aura Lentera, Nurhadi Windoyo, yang juga seorang tunanetra, menekankan bahwa pendidikan orang tua dalam menghadapi kebutuhan anak-anak disabilitas sangat penting untuk masa depan mereka.

Dokumentasi Kegiatandok. pri
Dokumentasi Kegiatandok. pri

Kegiatan ini mencerminkan semangat kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan pendidikan yang bermakna bagi ABK di Indonesia. (AW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun