Mohon tunggu...
Andrew Valentino
Andrew Valentino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Menulis artikel opini mengenai isu-isu sosial politik seperti kebijakan publik, politik pelayanan publik, pemilu, dan politik praktis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Kebutuhan Korporasi Media dalam Kerjasama Politik Partai Perindo dengan Partai PDI-Perjuangan

19 Juni 2023   15:41 Diperbarui: 19 Juni 2023   15:43 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hiruk pikuk politik tanah air kian memanas menjelang pemilu 2024. Pembentukan koalisi partai pengusung calon presiden dan calon wakil presiden terus berjalan. Isu pembentukan koalisi partai pertama kali dilakukan oleh  tiga partai politik, yakni Partai Nasional Demokrat, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera. Pertemuan ketiga partai politik ini menghasilkan kesepakatan bahwa mereka sepakat berkoalisi dan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden. Ketiganya kemudian menamakan koalisi partainya dengan nama Koalisi Perubahan. Beberapa bulan setelah deklarasi yang dilakukan oleh Koalisi Perubahan, muncul dua nama koalisi partai. 

Pertama ada Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang terdiri dari dua partai politik yaitu, Partai Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Koalisi partai ini mengusung Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden pada pemilu 2024. Kedua adalah Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional. Koalisi ini belum menentukan sikap untuk mengusung siapa yang menjadi calon presiden. Diluar ketiga koalisi partai diatas, partai pemenang pemilu 2019, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-Perjuangan belum membentuk koalisi. Walaupun belum adanya koalisi yang terbentuk, PDI-Perjuangan terus melakukan komunikasi dengan partai politik lain. Ada komunikasi yang tidak menghasilkan kesepakatan, ada juga komunikasi yang menghasilkan kesepakatan. 

Baru-baru ini, PDI-Perjuangan melakukan komunikasi dengan Partai Perindo. Hasil dari pertemuan dan komunikasi ini, kedua partai politik sepakat untuk mengadakan kerjasama politik. Pertemuan dilakukan pada hari Jumat, 9 Juni 2023. Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo memimpin para pengurus DPP Partai Perindo mendatangi kantor DPP PDI-Perjuangan di Menteng, Jakarta Pusat. Kedatangan Hary Tanoesoedibjo disambut oleh Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarno Putri dan juga Ganjar Pranowo yang merupakan calon presiden dari PDI-Perjuangan. Dengan kerjasama politik tersebut, Partai Perindo secara resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada pemilu 2024. 

Kerjasama politik yang dijalin oleh Partai Perindo dengan PDI-Perjuangan mengundang banyaknya sorotan publik. Ketua Umum Partai Perindo mengatakan setidaknya ada tiga alasan mengapa mereka mau menjalin kerjasama politik dengan PDI-Perjuangan. 

Pertama, PDI-Perjuangan merupakan satu-satunya partai yang paling siap dalam menghadapi pemilu 2024. 

Kedua, Perindo memiliki kesamaan filosofi dan ideologi dengan PDI-Perjuangan. Melalui kesamaan ideologi ini, diharapkan kedua partai dapat saling mendukung terwujudnya kesejahteraan rakyat Indonesia. 

Ketiga, Perindo menilai calon presiden Ganjar Pranowo merupakan figur yang kuat. Hary Tanoesoedibjo mengklaim bahwa Ganjar Pranowo merupakan figur yang sangat diterima masyarakat, masih muda, dan memiliki komitmen untuk melanjutkan pembangunan. 

Adapun yang menjadi menarik adalah alasan kenapa PDI-Perjuangan menerima kerjasama dengan Partai Perindo. Jika dilihat dari perolehan suara, Partai Perindo termasuk ke dalam partai politik yang tidak memiliki wakil di DPR RI. Partai Perindo hanya mendapatkan perolehan suara sebesar 2,67 persen. Jumlah itu tidak melewati ambang batas Parliamentary Threshold sebesar 4 persen. Namun yang perlu diperhatikan dari Partai Perindo adalah kepemilikan korporasi Media oleh Ketua Umum Partai Perindo. Ini juga yang menjadi opini masyarakat,bahwa terdapat kebutuhan "media" dari PDI-Perjuangan di balik kerjasama politik yang dijalin dengan Partai Perindo. Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo merupakan pemilik dari Media Nusantara Citra. MNC sendiri merupakan korporasi media massa dan jasa keuangan. 

Media massa yang dimiliki oleh MNC mencakup segala bentuk. MNC memiliki media televisi seperti RCTI, MNC TV, Global TV, dan INews TV. MNC juga memiliki media massa lainnya seperti radio, media cetak, dan media digital seperti sindonews, okezone, dll. Sebagai media terbesar kedua di Asia Tenggara, MNC memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan persepsi dan juga elektabilitas dari calon presiden. PDI-Perjuangan membutuhkan MNC untuk meningkatkan elektabilitas Ganjar Pranowo. PDI-Perjuangan tidak mau kalah langkah dengan Anies Baswedan yang diusung oleh Koalisi Perubahan. 

Partai Nasional Demokrat atau NasDem yang merupakan bagian dari Koalisi Perubahan dipimpin oleh Ketua Umum yang juga merupakan pemiliki dari korporasi media di Indonesia. Surya Paloh yang merupakan ketua umum dari partai NasDem merupakan pimpinan dari Media Group. Media Group sendiri mencakup Harian Media Indonesia, Lampung Post, dan Stasiun Televisi Metro TV. Nantinya PDI-Perjuangan akan mendapatkan manfaat dari MNC melalui kerjasama politik dengan Partai Perindo untuk menyaingi Anies Baswedan yang diusung oleh Surya Paloh dengan Media Groupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun