Mohon tunggu...
Andrew Valentino
Andrew Valentino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Menulis artikel opini mengenai isu-isu sosial politik seperti kebijakan publik, politik pelayanan publik, pemilu, dan politik praktis.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

TGB Sebagai Calon Wakil Presiden, Kesempatan Politisi "Non Jawa" Memimpin Indonesia

15 Juni 2023   15:04 Diperbarui: 15 Juni 2023   15:17 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sejarah mengenai pemimpin Indonesia yang didominasi oleh "Orang Jawa" selalu menjadi pembahasan yang menarik di setiap pemilihan umum (pemilu) berlangsung. Menjelang pemilu, kancah perpolitikan tanah air selalu dihebohkan dengan munculnya nama-nama calon pemimpin baik itu calon presiden dan calon wakil presiden Indonesia untuk 5 tahun berikutnya. Pada saat yang bersamaan, diskusi mengenai calon pemimpin terbaik Indonesia selalu mengangkat topik mengenai keberadaan tokoh politisi "Non Jawa". 

Selama Indonesia merdeka sejak tahun 1945, negara ini sudah dipimpin oleh 7 Presiden. Dari 7 Presiden tersebut, hanya ada 1 Presiden yang bukan orang Jawa. Presiden itu adalah B.J. Habibie. B.J. Habibie merupakan tokoh pemimpin nasional yang berasal dari Indonesia Timur. Beliau lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Adapun jabatan Presiden beliau dapatkan setelah Presiden Soeharto di lengserkan. B.J. Habibie merupakan wakil yang naik tahta. Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar berpendapat bahwa tokoh yang bukan merupakan keturuan Jawa mustahil menjadi pemimpin di Indonesia. Posisi B.J. Habibie sebagai Presiden tidak masuk ke dalam hitungannya, karena tidak melalui proses pemilu dan hanya sebagai pengganti. 

Jika posisi atau jabatan sebagai Presiden merupakan hal yang mustahil untuk diisi oleh tokoh "Non Jawa", adapun posisi pendamping Presiden juga menjadi penting untuk dibicarakan. Presiden di dalam menjalankan pemerintahan, dibantu oleh Wakil Presiden. Kedua posisi atau jabatan ini merupakan satu kesatuan yang utuh. Dalam mengikuti pemilu, partai politik berkoalisi untuk mencalonkan Presiden dan Wakil Presiden. Selama ini, jumlah Wakil Presiden "Non Jawa" lebih banyak daripada jumlahPresiden "Non Jawa. Ini menjadi fakta pendukung bahwa peluan tokoh "Non Jawa" menjadi Wakil Presiden lebih besar. Sampai dengan sekarang, terdapat 12 tokoh bangsa yang pernah menduduki posisi Wakil Presiden Indonesia. Dari 12 Wakil Presiden, ada 5 tokoh Wakil Presiden yang "Non Jawa". Kelimanya yaitu: Mohammad Hatta (wapres pertama), Adam Malik Batubara (wapres ketiga), B.J. Habibie (wapres ketujuh), Hamzah Haz (wapres kesembilan), dan M. Jusuf Kalla (Wapres kesepuluh dan keduabelas). 

Kesempatan tokoh "Non Jawa" untuk menjadi pemimpin Indonesia harus terus ditingkatkan dengan memberikan peluang dan kepercayaan kepada mereka untuk menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden. Menjelang pemilu tahun 2024, sudah banyak nama bakal calon Presiden dan bakal calon Wakil Presiden yang muncul dalam perbincangan politik nasional. 

Pemilu 2024 harus menjadi ajang pembuktian bahwa tokoh "Non Jawa" juga memiliki kesempatan yang sama untuk maju menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden. Sampai dengan saat ini sedikitnya ada 5 nama yang digadang-gadang menjadi calon Presidan yang maju dalam pemilu 2024. 

Kelima nama tersebut yaitu; Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Muhaimin Iskandar. Adapun untuk nama-nama calon Wakil Presiden yang muncul di publik masih beragam dan terus bertambah. Sedikitnya nama-nama yang seringkali muncul sebagai calon Wakil Presiden diantaranya: Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Uno, Jenderal Moeldoko, Jenderal Dudung Abdurahman, Mahfud MD, Erick Thohir, Ridwan Kamil. Ada juga nama calon Presiden yang juga dibicarakan untuk menjadi calon Wakil Presiden seperti Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar. 

Dari nama-nama calon Presiden dan Wakil Presiden yang sudah muncul dan diperbincangkan oleh publik, mayoritasnya merupakan tokoh-tokoh kelahiran Pulau Jawa. Dari kelima nama calon Presiden, semuanya adalah tokoh politik kelahiran Jawa. Tokoh politik "Non Jawa" hanya ada pada nama-nama calon Wakil Presiden. Sandiaga Uno merupakan tokoh politik kelahiran Sumatera, begitu juga Erick Thohir yang berasal dari Lampung. Hanya ada satu tokoh politik calon Wakil Presiden yang berasal dari Indonesia Timur. Tokoh tersebut adalah Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.

Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi atau dikenal sebagai TGB merupakan politisi Partai Perindo yang saat ini menjabat sebagai Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo. Beliau merupakan politisi Indonesia yang memiliki pengamalaman dan karier yang cemerlang. TGB merupakan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat sejak tahun 2008 sampai 2018.

TGB merupakan salah satu tokoh politisi Indonesia yang bukan berasal dari Jawa. Beliau lahir di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Nama TGB masuk ke dalam daftar bakal calon Wakil Presiden sejak Partai Perindo menyatakan kerjasama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden Indonesia. 

TGB merupakan salah satu dari sedikit tokoh politisi Indonesia timur yang memiliki karier politik yang cemerlang. Beliau memiliki banyak pengalaman sebagai pemimpin daerah. Masuknya nama TGB ke dalam daftar bakal calon Wakil Presiden menjadi pertanda positif tren pemimpin Indonesia "Non Jawa" tetap eksis. Sebagai salah satu dari tiga nama yang bukan "Non Jawa" selain Sandiaga Uno dan Erick Thohir, TGB memiliki peluang untuk menjadi pendamping Ganjar dalam pemilu 2024. Untuk menemani Ganjar Pranowo, PDIP membutuhkan calon Wakil Presiden yang berasal dari kalangan religius dan "Non Jawa". 

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengatakan bahwa TGB merupakan sosok yang cocok untuk menjadi calon Wakil Presiden di pemilu 2024. Beliau merupakan tokoh politik yang berpengalaman,berpendidikan, dan religius. Menurut Adi, beliau dapat mewakili kelompok-kelompok religius dan masyarakat "Non Jawa". Sama halnya dengan Presiden Joko Widodo dengan Wakil Presiden Ma'aruf Amin, salah satu kunci kemenangan pasangan ini karena dapat mewakili kelompok masyarakat yang paling dominan di Indonesia, yaitu kelompok nasionalis dan kelompok religius. TGB yang merupakan tokoh religius dapat membantu Ganjar Pranowo untuk mendapatkan dukungan dari kelompok masyarakat religius di Indonesia. 

Selain itu, kreadibilitas dan pengalaman TGB pada saat menjadi Gubernur di NTB selama dua periode juga merupakan bekal yang cukup untuk menghimpun dukungan dari masyarakat "Non Jawa". Jika kedua sepakat untuk maju di pemilu 2024, mereka akan menjadi pasangan calon yang lengkap dan kuat. Kedua tokoh ini mewakili kelompok, kepentingan, dan ideologi yang berbeda.Ini merupakan nilai lebih karena pasangan ini dapat menghimpun dukungan lebih variatif. Adapun jika memang mereka resmi menjadi pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden dan menang di pemilu 2024, TGB dapat menambah daftar pemimpin Indonesia yang bukan merupakan "Non Jawa".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun