Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Teologi Penggal Kepala?

20 November 2020   12:37 Diperbarui: 20 November 2020   12:42 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal semacam ini tak bisa dibiarkan dan ditolerir dalam tata kehidupan masyarakat berperikemanusiaan yang adil dan beradab, apalagi yang mengaku berketuhanan yang maha esa.

Sikap tidak adil sejak dari pikiran inilah yang mesti jadi agenda besar program pembangunan manusia Indonesia yang unggul. Agar setiap potensi bangsa bisa muncul ke permukaan tanpa dihalangi dan dikorupsi oleh parasit pemikiran dan cara bersikap model politik identitas berdasar pertimbangan SARA.

Banyak pekerjaan rumah untuk meluruskan cara berpikir (logika) bengkok akibat narasi yang bengok pula di berbagai ruang publik. Dan celakanya narasi bengkok seperti itu telah mempengaruhi alam pikir sebagian publik, dan telah membentuk sikap hati yang juga bengkok (tidak adil) di sementara kelompok.

Dan pekerjaan rumah yang besar itu masih belum kunjung selesai kita kerjakan. Pendidikan dan penegakan kamtibmas.

Ini mesti sesegera mungkin dilakukan, sebelum kepala-kepala kita dipenggal oleh kebodohan mereka yang telah menyabot posisi Tuhan dengan teologi penggal kepala ala kaum barbarian.

20/11/2020

*Andre Vincent Wenas*, Direktur Kajian Ekonomi, Kebijakan Publik & SDA Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun