Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Debat Terbuka Erick Thohir Vs Adian Napitupulu, Mengapa Tidak?

4 Juli 2020   23:36 Diperbarui: 5 Juli 2020   00:18 2776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan Erick Thohir pun dapat kesempatan (panggung publik) untuk menjelaskan dengan gamblang, mulai soal utang warisan rejim lama sampai rencananya ke depan. Juga apa saja hambatannya, atau kalau perlu beritakan saja siapa sih yang menghambat?

Sekali lagi, debat terbuka ini demi membangun wacana publik yang sehat. Maka tak perlu kuatir dengan gorengan kadrun lagi, tak ada argumentasi mereka yang perlu ditanggapi. Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu saja. Tak usah paranoid dengan segala gertakan tanpa taring.

Tidak ada salahnya jika sekarang keduanya melakukan klarifikasi publik dalam bentuk perdebatan yang cerdas dan dalam suasana persahabatan. Toh keduanya juga 'orangnya' Jokowi.

Faktanya sekarang isu salah kelolanya BUMN sudah menjadi isu publik yang panas, bahkan cenderung jadi bola liar (saling tuduh, saling tuding).

Tapi tak mengapa, itu dinamika yang biasa saja. Tak perlu paranoid dengan 'cercaan' dari oposisi yang kebanyakan isinya cuma sinisme, caci-maki tanpa argumen dan tanpa pemahaman lengkap terhadap masalah maupun latar belakang masalahnya.

Inisiatif restrukturisasi BUMN yang sedang dikerjakan Menteri Erick Thohir adalah program besar dan sangat penting. BUMN sebagai instrumen 'state-capitalism' dalam kancah bisnis mesti bisa bersaing dalam konstelasi global yang semakin kompetitif. Dan untuk itu struktur dan budaya kerja BUMN yang lama dianggap sudah tidak kompatibel lagi.

Maka perlu direstrukturisasi, mulai dari bisnis-model sampai pada budaya korporasinya. Sehingga harapannya BUMN bisa jadi mesin uang pemerintah, bukan jadi perongrong anggaran negara.

Dalam proses restrukturisasi BUMN ini kita semua juga tahu bahwa tantangannya sangat besar. Pasti ada perbenturan kepentingan dan ada pihak-pihak yang kecewa lalu ingin menjegalnya. Itu lumrah terjadi, sudah mesti diantisipasi.

Retaliasinya bisa dari luar maupun dari internal BUMN sendiri. Isu BUMN sebagai mesin ATM para politisi maupun pejabat sudah jadi rahasia umum.

Baru-baru ini pun kasus pengusiran Dirut Holding Pertambangan BUMN Orius Petrus Moedak oleh M.Nasir (Fraksi Demokrat) dari rapat dengan pendapat di DPR-RI sedikit banyak membuka tabir ini.

Utang BUMN yang bertumpuk itu pun bisa saja terjadi lantaran salah urus dari rejim-rejim sebelumnya, dan sekarang sedang dibereskan. Karena itu jelaskan saja struktur utang BUMN yang ada. Historisnya, posisi utang jangka panjang dan jangka pendeknya, sampai kondisi utang-piutang lainnya. Apakah ada piutang (tagihan) juga kepada pihak-pihak terkait (related parties) yang sangat rawan diselewengkan. Dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun