Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Debat Terbuka Erick Thohir Vs Adian Napitupulu, Mengapa Tidak?

4 Juli 2020   23:36 Diperbarui: 5 Juli 2020   00:18 2776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik Adian Napitupulu terhadap kinerja Erick Thohir (Menteri BUMN) disampaikan Adian di ruang publik lewat surat terbukanya. Dan faktanya isu ini sekarang sudah jadi bola liar di ruang publik.

Maka demi menyehatkan dan mencerdaskan masyarakat ada baiknya mereka melakukan debat terbuka saja di ruang publik? 

Untuk apa debat di ruang publik?

Ya untuk mencerdaskan bangsa dan menyehatkan narasi di ruang publik dengan suatu diskursus yang cerdas. Lagi pula persoalan BUMN yang dikritik oleh Adian Napitupulu di ruang publik adalah memang persoalan publik. Bukan urusan yang rahasia-rahasiaan.

Lalu ada juga yang mengkhawatirkan bahwa 'mengadu' Adian dengan Erick dalam suatu debat publik bakal digoreng-goreng oleh kelompok kadrun katanya.

Terhadap ini kita hanya mau bilang, bahwa pilpres sudah usai. Dan de-facto serta de-jure Jokowi adalah presiden sampai 2024 nanti. Tak usah risau dengan ocehan kadrun atau siapa pun. Tak ada yang bisa melengserkan beliau. Sekarang waktunya bekerjasama.

Adalah tugas Presiden bersama kabinet Indonesia Maju untuk bekerja sungguh-sungguh memajukan Indonesia. Dan dalam prosesnya masyarakat sipil sudah semestinya ikut peduli dengan kerja dan kinerja kabinet.

Caranya dengan mendukung (membangun kondusivitas) dan juga mengritisinya dengan argumen dialektis yang mencerdaskan. Tujuannya agar kerja dan kinerja kabinet optimal serta tidak melenceng. Saling mengingatkan, saling menegur (bertegur-sapa) dalam suasana bebas ketakutan.

Ada pula yang bilang, Adian Napitupulu khan dari Komisi I, bukan dari Komisi VI DPR-RI yang membidangi BUMN. Ya betul, namun faktanya yang menyampaikan kritik terhadap kinerja BUMN adalah Adian, dan kritiknya disampaikan dalam bentuk surat terbuka di ruang publik.

Terhadap ini pun kita melihatnya sebagai masukan yang bagus-bagus saja, positif kok. Lagi pula Adian punya argumentasinya sendiri, bahwa ia -- katanya -- diminta oleh Presiden Jokowi untuk memberi masukan. Boleh-boleh saja khan memberi dan menerima masukan (kritik) dari/kepada pihak mana pun. Toh intensinya demi kebaikan.

Maka berilah kesempatan kepada Adian untuk 'mempertanggung-jawabkan' segala 'temuannya' maupun kritiknya langsung kepada Erick Thohir dan di hadapan publik yang berhak tahu juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun