Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kembalikan Uang Muka Formula-E atau Berhadapan dengan Hukum

26 Juni 2020   00:59 Diperbarui: 26 Juni 2020   00:55 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Kembalikan Uang Muka Formula-E atau Berhadapan dengan Hukum*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

"Kalau tidak akan potensi temuan BPK. Menurut saya bisa terjadi, karena sudah keluar uang tapi nggak ada apa-apa, nggak ada programnya, bisa dianggap kerugian negara juga." Begitu kata William Aditya Sarana, kepada penulis saat wawancara singkat pada Kamis, 25 Juni 2020 di Jakarta.

Jadi kalau kasus ini sampai jadi temuan BPK, apa konsekuensinya?

William mengatakan, "...kalau sampai ada kerugian negara ditakutkan ada proses hukum yang tidak diinginkanlah. Jadi, menurut saya sekarang tempuh dulu proses-proses yang bisa ditempuh secara perdata, mengembalikan uang tersebut, sehingga nggak perlu sampai proses pidana."

Kasus uang muka Formula-E yang pembayarannya nyelonong seenaknya sendiri itu mesti segera dibereskan dengan pengembalian dana itu secepatnya.

Toh event balapan mobil listrik itu tidak jadi diselenggarakan tahun 2020 ini. Bahkan di agenda penyelenggara juga belum jelas atau mungkin tidak ada rencana balapan di Jakarta untuk tahun 2021. Ini lantaran pandemi Covid-19.

William Aditya Sarana, anggota DPRD-DKI Jakarta dari Fraksi PSI tegas mengatakan, "...uang tersebut harus dikembalikan, Rp 560 miliar tersebut, kalau tidak bisa aja kemungkinan itu jatuhnya  kerugian negara!"

Nampaknya BPK dan KPK sudah mesti bertindak. Karena ini menyangkut dana negara (uang rakyat) yang tidak kecil, dimana pengelolaannya terasa amat serampangan.

Namun masalahnya adalah tidak ada dead-line (batas waktu) untuk pengembalian duit rakyat itu. Sehingga seharusnya mesti ada kemauan dari pihak Gubernur Anies Baswedan untuk mengontak penyelenggara Formula-E agar uang tersebut dikembalikan.

Karena kata William, "...setahu saya ada klausul force-majeure di kontraknya sehingga bisa dilakukan sebenarnya pengembalian uang tersebut."

Apakah event Formula-E ini penting bagi warga Jakarta?

Kata William, "Saya bilang sih nggak penting banget! Karena pertama tidak ada atlet kita di sana, kedua juga kita membayar uang yang begitu besar dari pajak rakyat, satu triliun lebih, tapi di satu sisi kita masyarakat masih banyak yang susah, tambah lagi kita sekarang Covid-19."

Maka lanjut William, "Harusnya anggaran tersebut difokuskan untuk recovery ekonomi. Karena dampak ekonomi terhadap Covid ini akan terasa sekali nanti."

Begitu dari bincang singkat penulis dengan William Aditya Sarana.

Semoga Gubernur Anies Baswedan bisa segera merealisasikan pengembalian dana masyarakat ini. Rakyat Jakarta masih membutuhkannya untuk banyak keperluan lain yang lebih mendesak.

Akan sangat tidak elok nantinya jika sampai mesti berhadapan dengan hukum lantaran pertimbangan adanya kerugian negara.

25/06/2020

*Andre Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun