Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa HP Harun Masiku Mesti Direndam Air?

12 Juni 2020   00:55 Diperbarui: 12 Juni 2020   01:24 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Kenapa HP Harun Masiku Mesti Direndam Air?*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Kenapa HP Harun Masiku mesti direndam air? Apakah kepanasan?

Dua orang misterius menyuruh Harun Masiku merendam HP-nya di air. Begitu pengakuan satpam kantor DPP PDIP Nurhasan saat bersaksi dalam persidangan kasus Komisioner KPU Wahyu Setiawan melalui konferensi video di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis, 11 Juni 2020.

Ini jadi seperti cerita misteri di novel fiksi karangan Dan Brown, 'The Da Vinci Code', dimana banyak kode rahasia yang mesti dipecahkan oleh Prof. Robert Langdon. Makin lama malah makin ribet lantaran kode yang satu dengan lainnya bisa saling menjebak untuk menyesatkan.

Ditambah lagi konspirasinya semakin mengooptasi kesana-kemari, bau anyir uang haram yang berkeliaran semakin menyengat.

Dalam kesaksiannya satpam kantor DPP PDIP Nurhasan mengaku didatangi oleh dua pria tegap tak dikenal pada 8 Januari 2020. Sesaat setelah ia pulang dari persiapan Kongres PDIP di Kemayoran. Waktu itu ia baru saja mengambil wudu, lalu mengisi betere HPnya di pos keamanan. Kedua pria tegap itu katanya mencari Harun Masiku.

Paralel waktunya, KPK baru saja menangkap Wahyu Setiawan di Bandara Soekarno-Hatta dan saat itu juga sedang memburu Harun Masiku.

Singkat cerita, kedua pria tegap itu memasukkan nomor Harun Masiku ke HP Xiaomi milik Nurhasan, lalu mendikte satpam Nurhasan untuk bicara dengan Harun Masiku via HP itu. Salah satu diktenya adalah soal perintah merendam HPnya di air.

Kemudian melalui pembicaraan via HP itu Nurhasan dan Harun Masiku janjian untuk ketemuan di Jalan Cut Mutia, Jakarta Pusat (tidak jauh dari kantor PDIP di kawasan Menteng juga).

Satpam Nurhasan naik sepeda motor diikuti oleh dua pria tegap tadi, juga dengan sepeda motor. Sesampainya di TKP (Jl Cut Mutia) tak jauh dari Hotel Sofyan, satpam Nurhasan pun menghampiri Harun Masiku yang ada di sebuah mobil. Kemudian Harun Masiku memberi sebuah tas laptop yang kemudian oleh Nurhasan diserahkan kepada dua pria tegap misterius itu.

Tambah misterius deh kasusnya. Ternyata kedua pria tegap misterius itu tahu nomor HP Harun Masiku. Mereka pun sudah ikut bertemu dengan Harun Masiku di kawasan Cut Mutia, Menteng (dekat Hotel Sofyan). Lokasinya pun tak terlalu jauh dari kantor pusat PDIP. Tapi malah menyuruh satpam Nurhasan yang menghampiri dan menerima tas laptop. Wuiihhh.... apa ya isinya?

Yang jelas sekarang ada tas laptop pula (walau entah isinya apa?). Dan tas itu sudah ada di tangan dua pria misterius. Setelah 'upacara' serah terima tas laptop (yang entah isinya apa) itu akhirnya semua bubar jalan. Masing-masing entah kemana, kecuali satpam Nurhasan yang katanya kembali ke kantor DPP PDIP.

Memang ini cerita misteri politik dari suatu permainan politik misterius.

Misteri pertama mulai dari kenapa Harun Masiku mesti didorong-dorong untuk jadi anggota DPR-RI dengan menyabot jatah orang lain yang berhak? Itu tidak pernah terjawab, selain kata-kata 'itu urusan internal partai'.

Mana ada urusan politik perwakilan rakyat jadi 'urusan internal partai'? itu misteri kedua.

Misteri yang agak aneh (atau norak) karena surat menyurat resmi partai kepada KPU itu ditandatangani oleh ketua umum dan sekjen partai. Jadi ini jelas urusan resmi partai, bukan kepentingan oknum-oknum lagi. Dan surat resmi itu disampaikan kepada institusi KPU secara resmi pula. Jadi ini bukan soal yang tertutup lagi.

Mestinya khan mereka bisa dong menerangkan duduk persoalan kenapa mesti Harun Masiku yang didorong-dorong untuk duduk di kursi parlemen?

Namun sayangnya bukannya menerangkan duduk perkaranya malah kedudukan perkaranya jadi makin samar.

Soal wakil rakyat terpilih (sesuai UU dan aturan KPU) jelas bukan 'urusan internal partai'. Ini menyangkut suara rakyat pemilih yang mesti dihormati. Tapi sayangnya perkara yang mendasar seperti ini saja tidak pernah dijawab dengan gamblang (jelas dan terbuka). Kenapa?

Ya, kita ngotot kembali ke soal misterius pertama, kenapa mesti Harun Masiku? Siapa sih dia? Apa pentingnya seorang Harun Masiku mesti didudukan di parlemen? Apa lagi dengan menyabot hak rekan separtainya sendiri yang sudah dilantik?

Mengapa...oh mengapa? Oh mama, oh papa, ada yang terzolimi. Apakah ini juga termasuk mafia-politik? Entahlah, masih gelap.

Semoga saja kasus ini bisa terkuak tuntas. Tidak seperti HP Harun Masiku yang terendam air.

Akhirnya bisa masuk angin, seperti kasus e-KTP dengan banggar DPR-RI dulu yang semakin keriput lantaran kelamaan berendam, ...atau direndam?

12/06/2020

*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa

Sumber: viva.co.id | tempo.co | detik.com | cnnindonesia.com

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun