Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Per-Empu-an, dari Ratu Shima sampai Rasuna Said

21 April 2020   18:30 Diperbarui: 21 April 2020   22:03 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Perlak Aceh ada Ratu Sultanah Syah Alam Barisyah. Ia memerintah hampir selama tiga dekade, dari 1196 -- 1225 M. Sejarah pun mencatat bahwa masa di bawah kepemimpinan ratu perempuan inilah Kerajaan Perlak Aceh menerapkan syariat Islam dalam sistem pemerintahannya.

Ada lagi, Ratu Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani raja ketiga Kerajaan Majapahit. Ia berkuasa lebih dari dua dekade sejak dimahkotai tahun 1328 M. 

Ratu ini berhasil meletakan dasar-dasar administrasi pemerintahan yang solid. Memadamkan pemberontakan di daerah Sadeng dan Keta. Dan di hadapan Ratu inilah Sang Mahapatih Amangkubhumi Mpu Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa. Pemerintahannya dilanjutkan oleh putranya Hayam Wuruk.

Di kerajaan Samudra Pasai ada Ratu Sultanah Nahrasiyah adalah yang memerintah pada tahun 1405-1428 M. Putri dari Sultan Zainal Abidin Malikuldzahir ini dikabarkan getol memperjuangkan hak wanita yang kala itu masih sering disubordinasi. Pemikiran progresif ratu perempuan inilah yang membuka banyak jalur perdagangan Samudra Pasai dengan negara-negara lain.

Di era yang lebih modern kita mengenal nama-nama seperti, Cut Nyak Dien, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Kartini, dan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Ini hanya sekedar contoh disamping banyak tokoh perempuan lainnya.

Cut Nyak Dhien lahir tahun 1848. Perjuangannya dalam memimpin gerilya mengusir penjajah menjadikan namanya abadi sebagai pahlawan. Figur ini pernah dibuatkan film layar peraknya. Film 'Tjoet Nja' Dhien' besutan Eros Djarot itu berhasil meraih penghargaan film internasional terbaik di Cannes Film Festival tahun 1989.

Maria Josephine Catherine Walanda Maramis, lahir di desa Kema, Sulawesi Utara, pada 1 Desember 1872. Wafat di Maumbi, 22 April 1924. Seorang pahlawan nasional. Pendiri PIKAT, Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya pada 8 Juli 1917. Organisasi yang kegiatannya mendidik kaum perempuan. Pada 2 Juni 1918 PIKAT membuka sekolahnya di Kota Manado.

Organisasi PIKAT ini terus berkembang sampai ke Maumbi, Tondano, Motoling, bahkan terus bercabang ke Batavia, Bogor, Bandung, Cimahi, Magelang dan Surabaya.

Maria Walanda Maramis lahir dari pasangan Maramis dan Sarah Rotinsulu sebagai anak paling bungsu. Kakak laki-lakinya bernama Andries Maramis, ayah dari Alexander Andries Maramis yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Kemudian jadi menteri dan duta besar di masa pemerintahan Bung Karno.

Raden Adjeng Kartini lahir 21 April 1879. Berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang punya tradisi intelektual. Surat menyuratnya dengan J.H. Abendanon dibukukan dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang'. Berisi berbagai gagasan dan curahan hatinya.

Sebuah buku legendaris dalam khazanah perjuangan emansipasi kaum perempuan. Ia menentang poligami. Ide dan pemikirannya yang dibukukan akhirnya terus menerangi anak bangsa. Jaman terus berganti, dan inspirasi R.A. Kartini terus menyemangati. Realitas hidup kerap membuat kita mesti menyusuri banyak kepahitan. Namun jangan menyerah, karena sehabis gelap akan terbit terang. Maju terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun