*Saya Tidak Kecipratan! ...Lho kok gitu komentarnya?*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Depok heboh lagi. Kali ini, seperti sudah banyak dikuatirkan orang, bansos terkait bencana Covid-19 untuk KPM (keluarga penerima manfaat) disunat, alias dikorupsi!
Duit bansos yang seharusnya diterima warga sebesar Rp 250 ribu per KPM hanya sampai di kantong warga Rp 225 ribu. Kemana dong yang Rp 25 ribu? Rupanya nyangkut di kantong dalam Pak RT. Hmmm...
Lalu ributlah para warga, lantaran ini ulah yang sudah keterlaluan terang-terangannya. Urat malunya sudah mati rasa kayaknya. Atau malah sudah putus bin pedot.
Lha wong sudah diumumkan oleh Pemkot Depok bahwa setiap KPM akan terima duit bansos sebesar Rp 250 ribu dalam bentuk cash. Namun sesampainya di laut... sepuluh persennya sudah ditelan ombak.
Yang lebih lucu lagi, dan ini yang ingin kita soroti, adalah komentar dari Kepala Dinas Sosial Kota Depok, Yang Terhormat Bapak Usman Heliana.
Beliau mengiyakan bahwa dana bansos KPM sebesar Rp250.000 tersebut tidak utuh sesampainya  di tangan warga yang terdampak. Diduga uang sebesar Rp25.000 tersebut dikantongi RT dan dibagi-bagi. Modus berjamaah lagi nih...
Ketika diwawancara media beliau mengelak dengan berseru, "Saya tidak kecipratan dana tersebut!"
Lho...kok gitu pak responnya? Kami-kami ini juga gak kecipratan lho.
Pungli itu, diakui Pak Usman dilakukan RT dan atas inisiatif RT itu sendiri. Tentu saja... kami juga yakin kok pastilah tidak ada surat perintah dengan kop surat resmi agar RT mendiskon bansos itu.