*Tiga Tantangan Menaiki Jenjang Kehidupan*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Kritik bahkan sinisme bagi sebagian orang bisa dilihat sebagai halangan, tapi bagi sebagian lainnya justru sebagai tantangan. Seperti anak tangga yang mesti didaki, melelahkan tapi perlu, kalau mau naik.
Hidup itu khan mesti terus naik, paling tidak begitu konsep umumnya. Naik apanya?
Ya naik produktivitasnya serta kualitas kerja dan karyanya. Dengan begitu harapannya bisa naik juga jenjang dalam karir kehidupannya, di bidang apa pun.
Untuk apa? Nah itu yang mesti direnungkan dalam-dalam. Pertanyaan 'untuk apa' itu mengandaikan jawaban tentang mau kemana tujuan hidup kita?
Set goals, then make a move. Kita baru bisa tahu relevansi segala sesuatu manakala kita punya tujuan. Tujuan dan tindakanlah yang bisa membuat kita tahu bahwa apa itu untuk keperluan apa.
Ada tiga dimensi tantangan, kalau kita menafsirkan tantangan itu adalah hal-hal yang mesti selalu dijawab oleh diri sendiri dalam rangka menjelajahi hidup yang terus meniti tangga naik.
Pertama, orientasi lingkungan, sehingga kita bisa mengerjakan yang kedua, yaitu mengenali posisi dan diri sendiri. Supaya kita bisa sekaligus melakukan yang ketiga, yaitu menentukan arah tujuan, dan serentak bertindak sambil terus menerus menyesuaikan diri.
Vita Contemplativa dan Vita Activa sekaligus. Berpikir sambil berselancar, dan berselancar sambil berpikir terus.
Pada momentum kita mulai bertindak mengerjakan proyek kehidupan kita, beberapa tantangan yang justru bisa menguatkan (kalau kita menyikapinya dengan positif). Diantaranya: