Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Bubatgate, Intrik di Majapahit dan Skandal Politiknya

14 April 2020   01:44 Diperbarui: 16 April 2020   12:15 9020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu sekolah menengah dulu, di buku sejarah kita dicekoki cerita bahwa gara-gara ulah inisiatif Gajah Mada yang seolah 'menjebak' Raja Sunda sehingga terjadi perang di Bubat. Demi merealisasikan Sumpah Palapanya.

Tapi dalam kajian ahli arkeologi sejarah Prof.Dr.Agus Aris Munandar, kejadiannya tidaklah sesederhana itu. Ada masalah intrik politik keluarga, urusan internal partailah yang melatar belakanginya.

Singkatnya begini. Ternyata ayah dan ibu Hayam Wuruk tidak merestui rencana perkawinan itu lantaran putranya itu sudah dijodohkan dengan putri lain. Juga masih dalam skema perkawinan politik. Tapi dengan kerajaan lainnya.

Planning ortu Hayam Wuruk adalah menjodohkan putranya dengan Putri Indudewi, putri dari partai... eh kerajaan Daha (Kadiri). Putri Indudewi adalah keponakan Ratu Tribhuwana Wijayottunggadewi, ibu Hayam Wuruk. Masih ada kedekatan darahlah pokoknya. Chemistry-nya bakal lebih cocok kata ortunya.

Maka oleh lantaran itu Krtawardhana, ayah Hayam Wuruk, atas restu dari Ratu Tribhuwana Wijayottunggadewi pun memanggil Mahapatih Gajah Mada. GM pun ditugaskannya untuk menggagalkan perkawinan putranya dengan putri Kerajaan Sunda.

Ini urusan internal, dan keputusan keluarga sudah diambil, Putri Indudewi-lah yang mesti jadi permaisuri.

Maka sebagai petugas partai, eh...abdi kerajaan yang baik, GM pun walau dengan berat hati mesti menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Maka ia pun bersiasat. Dan terjadilah peristiwa The Bubatgate itu.

Yah memang tragis. Selama ini sang GM mesti menanggung resiko dicap sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas skandal Bubat yang memalukan itu.

Padahal ternyata dia cuma seorang petugas partai... halah salah lagi, ia cuma seorang abdi kerajaan yang loyalitasnya tak terbantahkan. Sekedar menjalankan titah Ratu dengan sebaik-baiknya dan serapih-rapihnya.

Begitulah sampai ratusan tahun kemudian, ada ahli purbakala yang akhirnya bisa memberi pencerahan baru tentang peristiwa di belakang skandal The Bubatgate itu.

Akhir cerita, dengan berjalannya waktu, sejarah akan menguak kebenarannya. Bukan lagi untuk saling menyalahkan atau memojokkan figur tertentu. Tapi untuk meletakkan fakta sejarah pada proporsi yang semestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun