*Pandemi Covid19, Butuh Kerjasama Cerdas, Bukan Caci Maki*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Kondisi internasional sebagai dampak Covid19 tidak jauh beda dengan kita di Indonesia. Disampaikan Prof.Andrea Galeotti dan Prof.Paolo Surico bahwa,
"Covid-19 is the largest health and economic crisis of our generation. We are all bombarded by a lot of news, which are evolving quickly, are often highly technical, and have policy consequences that dramatically affect our lives."
Paolo Surico dan Andrea Galeotti, adalah Guru Besar Ekonomi di London Business School. Mereka berdua menulis paper ilmiah berjudul "The economics of a pandemic: the case of Covid-19". Segala rincian data, angka dan ulasan fakta bisa ditilik langsung paper beliau berdua.
Prahara virus ini adalah yang terbesar dalam generasi sekarang. Kita semua seperti dibombardir banyak berita yang menjamur cepat, kebanyakan bersifat teknikal dan berdampak pada kebijakan yang merubah hidup kita secara dramatis.
Intinya kedua mahaguru di London Business School itu ingin menyampaikan bahwa pada saat ini hampir di semua negara menganjurkan dan menerapkan kebijakan social-distancing demi menghambat percepatan penularan.
Kebijakan social-distancing ini sebetulnya adalah konsekuensi dari 2 (dua) faktor: lantaran kapasitas tampung pasien yang terbatas  dalam sistem kesehata (sisi supply) .Â
Dan, diprediksi percepatan permintaan (sisi demand) tempat perawatan yang sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat lantaranpenyebaran virus Corona yang sangat cepat.
Kalau saja kebijakan jarak-sosial ini dilaksanakan dengan baik dan tegas oleh semua pihak pasti akan menurunkan arus penularannya. Sehingga dengan demikian juga menurunkan kurva permintaan untuk perawatan.
Analisa numerikal berdasarkan berbagai model epidemiologis yang standar dan canggih, telah memprediksi bahwa hanya dengan disiplin melaksanan pengambilan jarak-sosial yang bisa menurunkan angka penularan Covid19 ini. Sehingga kapasitas di rumah sakit secara nasional bisa cukup untuk menampung penderitanya.