Menghadapi krisis hebat pada tahun pertama pemerintahannya, Franklin Delano Roosevelt mendeklarasikan New Deal. Sebuah kesepakatan baru yang bisa membawa bangsanya keluar dari depresi besar (the great depression).
Franklin Delano Roosevelt (FDR) adalah satu-satunya presiden Amerika Serikat yang terpilih secara demokratis sebanyak empat kali berturut-turut. Tahun 1932, 1936, 1940 dan terakhir tahun 1944. Ia wafat tahun 1945.
Relief, recovery dan reform, adalah motto yang dicanangkan. Kelegaan, pemulihan dan membangun kembali. Bagaimana caranya?
Harus ada harapan. Harapan diperoleh dari penglihatan kedepan (visi) yang menembus jamannya. "When there is no vision the people perish." Tanpa visi rakyat lebur berantakan.
Percaya selalu ada sebersit cahaya di ujung lorong yang gelap. Tidak dengan memanipulasi kenyataan, tapi menghadapinya dengan realistis dan spirit yang tinggi.
FDR Lancarkan serial program pemulihan yang distimulasi oleh negara. Detailnya bisa ditelusuri di buku sejarah ekonomi. Sebuah inisiatif luar biasa dari salah satu pemimpin dan presiden terbesar Amerika Serikat ini.
Saat ini yang mau kita soroti adalah tentang semangat, tentang keterbukaan dan kejujuran yang membangkitkan kepercayaan dan akhirnya persatuan. Di tengah berkecamuknya depresi besar AS saat itu, Franklin D. Roosevelt menyampaikan pidato inagurasinya.
"This is pre-eminently the time to speak the truth, the whole truth, frankly dan boldly. Nor need we shrink from honestly facing conditions in our country today. This great nation will endure as it has endured, will revive and will prosper." Tanpa basa-basi.
Masa depresi besar sedang dialami oleh seluruh rakyat, semuanya. Tak ada yang bisa ditutupi. Sampaikan saja apa adanya, karena memang begitulah adanya.
Selanjutnya ia memotivasi bangsanya,
"So first of all let me assert my firm belief that the only thing we have to fear is fear itself -- nameless, unreasoning, unjustified terror which paralyzes needed efforts to converts retreat into advance."