Jadi rangkaiannya seperti bejana berhubungan. Malu, lalu takut ketahuan dan ujungnya marah-marah.
Seperti banyak fenomena sosial sekarang. Lantaran konspirasinya ditelanjangi, lalu malu, lalu takut. Ekspresinya dengan marah-marah. Yang ditelanjangi bukan hanya dirinya, bisa juga pujaan hati atau mimesisnya.
Mereka yang terasosiasi dengan pujaan (berhala) semacam ini tentu terusik tatkala dewa-dewinya digugat. Ia ikut malu, ikut takut ketahuan dan akhirnya ikut marah dan ngomel. Sebuah mekanisme bela kawan secara psikologis.
Bisa juga analisanya dibalik, kalau ada yang marah atau ngomel, mungkin juga ia sedang ketakutan. Takut dengan rasa malu, lantaran tahu sedang ditelanjangi. Dipahami saja. Tidak semua suka dengan terang transparansi.
Seperti Siti Hawa dahulu, yang tahu bahwa ia telanjang setelah melakukan perbuatan dosa. Lalu ia pun malu, dan menutup dirinya.
31/01/2020
*Andre Vincent Wenas*, Sekjen *Kawal Indonesia* - Komunitas Anak Bangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H