Ketakutan sebenarnya adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Dalam hal ini adalah ancaman rasa malu.
Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya.
Ketakutan agak beda dengan kegelisahan walau keduanya memang dekat. Ketakutan terkait dengan perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah akibat dari persepsinya terhadap ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkannya.
Ketakutan maupun khawatiran adalah akibat dari persepsinya akan adanya kondisi yang tidak ia sukai. Namun di lain pihak ia tidak mampu menghindarinya (bisa karena usia atau kelemahan/kekurangan lainnya).
Mitigasi rasa takut adalah dengan pengetahuan dan dengan menjalin dukungan dan hubungan, diplomasi dengan pihak pihak yang dipercaya dan dibutuhkan. Membangun sebuah struktur kemampuan dan manajemen antisipasi juga membangun sebuah struktur perisai.
Rasa malu mengakibatkan ketakutan. Takut malu, yang ekspresinya bisa jadi gampang marah, ngomel demi melawan situasi eksternal sambil menutupi realitas internalnya.
Kemarahan (wrath, anger), adalah suatu emosi yang secara fisik (psikosomatik) Â mengakibatkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, adrenalin dan noradrenalin.
Ekspresi luar dari kemarahan dapat ditemukan dalam bentuk raut muka, bahasa tubuh, respons psikologis, dan kadang-kadang tindakan agresi publik.
Bersuara keras, caci-maki, pamer taring atau melotot adalah ciri fisikal kemarahan. Marah adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu agar menghentikan perilaku mengancam mereka.
Para ahli psikologi menunjukkan bahwa orang yang marah gampang bikin salah, karena ia kehilangan kemampuan pengendalian diri dan tidak bisa lagi melakukan penilaian objektif. Kemarahan juga bisa digunakan sebagai strategi manipulasi untuk pengaruh sosial.
Yang jelas, kemarahan yang tak terkendali bakal berdampak negatif terhadap kualitas hidup pribadi maupun lingkungan sosialnya.