*Avatar yang Kehujanan*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Diminta oleh Anies untuk kendalikan (bahkan menangkap) air hujan di hulu supaya tidak banjir di hilir. Bupati Bogor menjawab: "Saya bukan Avatar!" Lalu ramai.
Di minggu awal Januari ini Bupati Bogor Ade Yasin nampaknya agak naik pitam lantaran daerahnya dituding Anies sebagai penyebab banjir besar di Jakarta. Persoalannya di hulu, di selatan, begitu kira-kira tuduhannya. Hulu atau selatan itu maksudnya Kabupaten Bogor.
"Mengendalikan air di Kabupaten Bogor, bagaimana maksudnya, saya bukan Avatar!," lontar Bu Ade Yasin ketus. Ia mengaku sudah berupaya menormalisasi sampah di kawasan kali Ciliwung, namun untuk mengendalikan arus volume air sungai Ciliwung memang bukanlah wewenang Pemkab Bogor.
Tandasnya lebih lanjut, "Disini tidak perlu saling menyalahkan ya, karena kalau saya harus membela diri ya saya juga bisa, karena kita adanya di atas (Puncak Bogor).Â
Tapi kan gak bisa begitu juga dalam kondisi seperti ini kita harus saling legowo, tidak harus saling menyalahkan. Sama dengan Bekasi, kan aliran Cikeas dan Cileungsi ke Bekasi, tetapi Walikota Bekasi tidak menyalahkan, kami malah kita kontak-kontakan untuk saling membantu!" Jangan saling lempar tanggung-jawablah intinya.
Avatar.
Istilah Avatar berasal dari budaya hinduisme atau bahasa Sansekerta, Awatara, artinya inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa, maupun manifestasi dari Tuhan YME. Jadi, Avatar adalah Tuhan atau manifestasinya yang turun ke bumi dalam bentuk keduniawian. Misi Avatar adalah demi menyelamatkan dunia dari kejahatan dan kehancuran. Untuk Menegakkan dharma, dan menyelamatkan mereka yang melaksanakan dharma kebenaran.
Dalam perkembangan lebih lanjut akhirnya LIPI menegaskan bahwa Bogor bukanlah penyebab utama banjir di Jakarta.
"Hujan ekstrim di hilir merupakan faktor utama terjadinya banjir di Jakarta," begitu keterangan dari M.Fakhrudin seorang peneliti Limnologi dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Tambah lagi perubahan alih fungsi lahan yang berlangsung cepat menyebabkan kemampuan daya resap sistem DAS (Daerah Aliran Sungai) di Jabodetabek terhadap air hujan menjadi menurun.