DEFINISI DAN SEJARAH 5S
      Metode 5s merupakan metode yang menjelaskan tentang penataan lokasi kerja dan komponen pada tempat kerja. Metode ini pertama kali muncul di Jepang sebagai bentuk metode penyempurnaan produksi yang pertama kali dicetuskan oleh Henry Ford. Henry ford merupakan pendiri dari Ford Motor pada abad ke 20. Diawal kemunculannya, metode ini belum dikatakan sebagai metode 5S. setelah kemunculannya, metode ini dikembangkan kembali oleh Taichi Ono pada tahun 1950 dan mulai dikenal sebagai konsep 4S, dan sekitar tahun 1960 dan 1970 konsep ini mulai dikenal sebagai konsep atau metode 5S yang digunakan sebagai metode penataan fasilitas produksi dengan tujuan lokasi produksi bisa lebih rapi dan memudahkan dalam pencarian peralatan dan fasilitas lainnya. 5S merupakan singkatan dari kata-kata yang merujuk pada langkah penataan suatu fasilitas kerja. Berikut merupakan definisi dari 5S :
1. Seiri = Ringkas, yang berarti memilih dan memilah antara barang yang masih
diperlukan dengan barang yang tidak lagi diperlukan.
2. Seiton = Rapi, yaitu meletakkan peralatan dan barang yang diperlukan pada tempat
yang seharusnya sehingga tidak bingung saat mencari.
3. Seiso = Resik,yaitu menjaga kebersihan dari lokasi kerja, pribadi dan juga peralatan yang dipakai.
4. Seiketsu = Rawat, yaitu memelihara peralatan dan fasilitas kerja supaya tetap dapat terawatt dan dapat digunakan dengan baik. Tahap ini juga merupakan bentuk pengulangan dari tahap sebelumnya.
5. Shitsuke = Â Rajin, tahap ini merupakan bentuk pendisiplinan diri ketika sudah melewati 4 tahap yang sebelumnya, karena akan menjadi percuma 4 tahap yang sudah dilalui jikalau tidak tetap dijaga dan dibiasakan ketika melakukan setiap pekerjaan.
LANGKAH PENERAPAN 5S PADA TOKO BANGUNAN
      Seperti yang kita ketahui toko bangunan merupakan tempat dimana membeli peralatan dan keperluan yang berhubungan dengan perkakas dan bahan tukang. Toko bangunan memiliki material yang terbilang cukup besar, contohnya besi, semen, kaca, seng, dan lain-lain. Bahan-bahan bangunan tersebut ketika tidak  disimpan dengan tertata maka membutuhkan lokasi yang cukup besar.Â
Salah satu cara untuk meaksimalkan lokasi penyimpanan barang-barang tersebut adalah dengan cara mengatur tata letak. Apabila bahan-bahan tersebut disimpan dengan tidak memperhatikan tata letak maka bisa saja terjadi kerusakan pada bahan, karena penyimpanan yang salah. Dalam pengoptimalan lokasi penyimpanan, dapat diterapkan metode 5S sebagai solusi. Berikut langkah yang dapat dilakukan ketika menerapkan metode 5S pada toko bangunan :
1. Memilih dan Memilah Barang  (Seiri)
     Proses pemilihan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pemiihan bahan bangunan yang masih terpakai dan tidak terpakai, kemudian pemilihan peralatan atau perkakas bangunan. Dalam proses pemilihan silahkan pilah barang yang memang masih berguna dan yang tidak, contohnya seng bekas atau kaca bekas yang tidak dapat digunakan kembali dapat dibuang. Setelah pemilihan barang selesai,maka akan tersisa barang yang memang masih berfungsi dengan baik dan masih dapat dijual.
2. Merapikan Lokasi Penyimpanan (Seiton)
     Tahap selanjutnya ialah merapikan barang-barang yang masih dapat disimpan dengan melakukan penggolongan. Tidak ada ketentuan khusus dalam melakukan penggolongan, namun anda dapat mengikuti tips dari saya untuk melakukang penggolongan. Pisahkan bahan yang bersifat keras seperti besi, kaca, kawat, dan lain-lain dengan bahan yang bersifat lunak seperti semen, cat, pasir,dan lain-lain. Kemudian pisahkan produk yang dianggap berukuran kecil pada satu lokasi tersendiri seperti ampelas, kuas, gunting besi, dan lain-lain. Pisahkan semua bahan dan alat pada tempat yang mudah dijangkau supaya tidak kesulitan.
3. Menjaga Kebersihan Lokasi (Seiso)
     Menjaga kebersihan dapat dilakukan dengan cara merapikan kembali alat atau bahan yang sudah diambil, kemudian membersihkan lantai lokasi supaya jika ada serpihan-serpihan bahan tidak mengenai bagian tubuh dari pekerja.
4. Merawat Fasilitas Kerja (Seiketsu)
     Merawat fasilitas kerja dapat dilakukan dengan cara mengulangi ketiga tahapan tersebut secara berkelanjutan. Buatlah jadwal rutin untuk melakukan pengecekan pada alat dan bahan, dan pembersihan secara menyeluruh pada tempat penyimpanan. Ini juga akan membantu mengecek ketika terdapat produk yang hampir kadaluarsa dapat dijual terlebih dahulu karena sudah ketahuan masa berlakunya.
5. Menerapkan kedisiplinan (shitsuke)
     Arti dari shitsuke sendiri ialah rajin, rajin memiliki artian disiplin dalam melakukan sesuatu. Dengan 4 tahap yang sudah dijelaskan, lakukanlah hal tersebut dengan disiplin yang tinggi, supaya lokasi penyimpanan tetap terjaga dan pekerjaan yang harus dibereskan tidak menumpuk.
      Itulah langkah-langkah yang dapat dilakukan ketika menerapkan metode 5S pada toko bangunan. Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sumber referensi bagi teman-teman sekalian. Sekian penjelasan dari saya, terimakasih.
REFERENSI :
https://standarku.com/pengertian-dan-pemahaman-5r-atau-5s/
https://surabaya.proxsisgroup.com/sejarah-5s-5r
https://teknikelektronika.com/pengertian-5s-5r-penerapan-5s/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H