ANGGUR UNTUK MENAIKAN POTENSI DESA DAN MENJADIKAN WISATA ANGGUR DI DESA BATU RAJA,KEC PUNDUH PIDADA,KAB PESAWARAN
MERUBAH MASA DEPAN, MAHASISWA KKN-UIN RIL KELOMPOK 260 MELAKUKAN PENANAMAN BIBITDesa Batu Raja - Kabupaten pesawaran memiliki potensi luar biasa dibidang perkebunan. Melihat lokasinya di daerah batu raja dengan suhu tinggi dan kelembapan udara serta didukung wilayah pantai dan perbukitan.
Potensi ini dimanfaatkan oleh  warga Desa Batu Raja Induk Kecamatan punduh bidada Kabupaten Pesawaran untuk menanam anggur di pekarangan rumah.
"Budi daya tanaman selama ini dilakukan pada kondisi iklim yang sesuai dengan tanaman. Apalagi saat ini negara kita masih mengalami musim kemarau lembab, karena kadang masih ada curah hujan turun," Desa Batu Raja, Kecamatan Punduh pidada, Kabupaten Pesawaran, Kamis (08/8/2024).
Makanya, tanaman anggur sulit dibudidayakan jika dilahan terbuka.
Tetapi warga desa batu raja mempunyai tekniknya sendiri dengan menanam anggur dipekarangan rumah tidak menggunakan teknik konvensional.
"Tidak memerlukan lahan yang luas bahkan lahan 6x12 meter yang sudah saya lakukan sangat efektif  dengan ditanami ada 3 jenis anggur impor.
Tindakan yang dilakukan penanaman anggur di pekarangan juga berbeda tidak menunggu batang tua setelah paska tanam yang membutuhkan waktu 9 bulan.
Tetapi, lanjut dia, asalkan paska tanam tanaman subur dengan dipupuk rutin itu 4 bulan sudah kita buahkan. Caranya dengan memotong batang paling pucuk 0,5 cm menggunakan kuku tangan saja.
Lahan yang dipersiapkan juga tidak mengeluarkan biaya yang mahal hanya perlu kertas UV sebagai atap penutup dan rangka-rangka tiang untuk Green House (GH) menggunakan baja ringan.
"Kelebihan anggur ditanam di Negara Indonesia bisa menghasilkan buah terus-menerus, karena di tempat asalnya di Ukraina dan Rusia buah anggur tidak dapat berbuah pada musim dingin yang mempunyai jangka waktu 6 bulan," terangnya.
Kemudian, keuntungan ekonomi bagi masyarakat sendiri dengan menanam anggur yang sudah pernah saya alami satu pohon jika dirawat betul dapat menghasilkan 15 kg setiap masa panennya. Padahal harga anggur sendiri sekarang dijual dengan harga Rp50.000,00 per kg.
"Dampak positifnya bagi negara kita bisa mengurangi impor anggur dari luar negeri yang selama ini tidak dapat dikurangi dan masyarakat bisa menikmati anggur hasil menanam sendiri," ungkapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H