Suriah Dan Serangan Terhadap Timur Tengah
Gejolak di Suriah memang serupa dengan yang terjadi di Libya, Mesir, Tunisia dan lainnya, walau ada sedikit perbedaan dalam pandangan politik luar negeri negara-negara sahabat mereka. Suriah memang sumber daya alam utamanya juga seperti negara-negara timur tengah lainnya yakni minyak.
Beberapa pengamat di dalam negeri mereka sendiri atau pun luar banyak yang berpendapat bahwa nasib sang presiden dan kolega dekatnya akan sama dengan apa yang dialami oleh Khadafy.
Ada juga sebagian lagi, yang berpendapat bahwa Al Assad bukanlah Khadafy. Dukungan kuat dari negara kuat seperti Rusia dan Cina, merupakan kunci bagi Al Assad untuk berpegang teguh pada prinsip dan idelismenya.
Diberitakan juga, Asma Al Assad, sang ibu negara yang selalu berpakaian fashionable itu, dan sempat mendapatkan perhatian dari majalah fashion dunia "vogue" dikabarkan akan meni nggalkan negaranya. Walau belum ada kepastian mengenai beritanya.
Suriah memang dikenal dalam perang Arab-Israel sebagai salah satu dari 3 negara yang berani bertempur dengan Israel. Walau secara militer mereka kalah, namun secara diplomatik mereka menang.
Keadaan dan situasi dinegara-negara yang tergabung dalam perang Arab-Israel tersebut memang semua sedang dilanda kekacauan Politik termasuk intervensi negara musuh didalamnya. Mesir, Suriah termasuk pula saat Yordania semua sedang bergolak.
Bila kita jeli terhadap pergerakan-pergerakan di timur tengah tersebut, jelaslah itu bukan gerakan rakyat biasa, namun jauh dari itu, campur tangan asing dengan sejumlah intelejen mereka sangat kental berada di dalamnya.
Kekuatan bersenjata, dukungan dari lembaga asing bahkan organisasi militer dunia, macam PBB, NATO, semakin memperkeruh keadaan, juga semakin menjelaskan kondisi timur tengah yang sedang di porak-porandakan asing, namun sayangnya baik sadar atau tidak, timur tengah tetaplah timur tengah. Keras kepala, egois dan mudah di perdaya, tetap dikedepankan mereka.
Bagi asing, khususnya Eropa barat dan Amerika, ada beberapa kerikil yang memang harus mereka singkirkan sebelum mereka melakukan serangan berlanjut lainnya. Salah satu selain Iran dan Libya adalah Suriah.
Walau kunci timur tengah adalah Arab Saudi, namun setidaknya beberap kerikil ini haruslah dulu dibuang. Namun sayangnya, Cina dan Rusia tetap mendukung Suriah mati-matian, setidaknya hingga saat ini.
Di bidang ekonomi dan industri, produksi minyak Suriah mengalami pukulan telak, dimana produksi minyak mereka saat ini hanya sekitar 260.000 barel minyak per hari, setelah Uni Eropa menghentikan impor minyak mentah dari Suriah pada 2 September lalu. Itu belum lagi ditambah dengan sabotasi, dan kerusakan-kerusakan saluran pipa minyak mereka yang meningkat tajam.
Setidaknya Suriah saat ini, benar-benar dalam situasi sulit dan sewaktu-waktu apapun dapat terjadi dinegara tersebut. Apakah nasib sang presiden berserta keluarga dan para orang-orang terdekatnya akan mengalami nasib yang sama dengan Khadafy.? Entahlah, karena Suriah bukan Libya, dan juga kondisi struktur kemiliteran dan pemerintahan Libya tidak sama dengan Khadafy.
Terakhir adalah, dengan dihancurkannya politik dalam negeri Suriah, maka pergantian penguasa di Suriah akan mudah diatur oleh barat, serta terpenting mereka dengan mudah menguasai ladang-ladang minyak negara tersebut, seperti yang dilakukan terhadap Irak, Libya, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H