Di bidang ekonomi dan industri, produksi minyak Suriah mengalami pukulan telak, dimana produksi minyak mereka saat ini hanya sekitar 260.000 barel minyak per hari, setelah Uni Eropa menghentikan impor minyak mentah dari Suriah pada 2 September lalu. Itu belum lagi ditambah dengan sabotasi, dan kerusakan-kerusakan saluran pipa minyak mereka yang meningkat tajam.
Setidaknya Suriah saat ini, benar-benar dalam situasi sulit dan sewaktu-waktu apapun dapat terjadi dinegara tersebut. Apakah nasib sang presiden berserta keluarga dan para orang-orang terdekatnya akan mengalami nasib yang sama dengan Khadafy.? Entahlah, karena Suriah bukan Libya, dan juga kondisi struktur kemiliteran dan pemerintahan Libya tidak sama dengan Khadafy.
Terakhir adalah, dengan dihancurkannya politik dalam negeri Suriah, maka pergantian penguasa di Suriah akan mudah diatur oleh barat, serta terpenting mereka dengan mudah menguasai ladang-ladang minyak negara tersebut, seperti yang dilakukan terhadap Irak, Libya, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H