Menarik memang tentang Media Baru/New Media ini, yang dalam beberapa hal tampaknya akan ditakutkan menggeser media-media konvensional yang tidak melakukan improvisasi, upgrade dan konvergensi. Ada banyak yang menilai munculnya media baru ini, akan segera menamatkan dan membuat pensiun para pekerja media konvensional, walau banyak juga yang berpandangan media baru ini tidak mempengaruhi media-media konvensional seperti hal media massa cetak. Sekitar tahun 2005an, ketika munculnya game-game online yang bersifat "gotong royong" dan dapat mengundang semua orang dari seluruh penjuru dunia untuk bergabung dalam melakukan aktifitas dan kegiatan secara virtual, dari membangun kebersamaan hingga menabur malaikat kematian virtual. Sampai munculnya apa yang disebut blog, dimana fenomena ini hingga saat ini kita rasakan dan kita nikmati. Secara tidak langsung,munculnya New Media hampir merasuki disemua sektor informasi, dari media cetak hingga media elektronik. Media cetak, sudah mau tidak mau mulai menjalankan apa yang disebut media online dengan mempunyai alamat didunia internet, hampir dipastikan semua media cetak/media massa yang ada, (seharusnya) juga mempunyai alamat di dunia maya. Media elektron, dengan sub-sub elektronnya dari audio hingga visualnya juga mempunyai alamat didunia maya, dengan menggunakan streaming gambar dan ataupun audio guna mengupgrade,mengupdate dan melakukan apa yang disebut konvergensi media. Bahkan sudah banyak media-media yang khusus mendirikan media online saja. Analis-analis internasional dari berbagai media internasional juga sudah banyak menganalisa mengenai hal media baru ini.Bahkan semenjak munculnya sosial media semacam friendster, sebenarnya sudah dapat dikatakan ada semacam perubahan pada dunia media. Hingga akhirnya muncul apa yang bernama Facebook, Twitter, dua media ini lah yang membawa banyak pengaruh besar kepada dunia bisnis, khususnya sektor media walau sebenarnya sebelum munculnya Facebook dan sesudah adanya Friendster ada banyak muncul media sosial lain. Fenomena media sosial tersebut, membuat banyak perubahan pada strategi pemasaran,bisnis serta operasional media-media konvensional jika ingin tetap hidup, jika tidak akan bernasib seperti "NewsWeek". Walau sebenarnya, bila kita lihat, letak kelemahan pada media baru ini adalah pada sistem komputer dan jaringan internet, masih ingat pada saat kejadian gempa di Taiwan tahun-tahun lalu? berapa banyak situs yang ikut pingsan akibat terganggunya jaringan internet, dan media baru ini juga sebenarnya merupakan era digital yang mengantungkan kepada apa yang disebut komputer beserta arsitektur dan jaringannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H