Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Al-Qaeda No.1 Terlacak

28 Juli 2010   17:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:32 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media Internasional sedang dihebohkan oleh berita seputar bocornya "Dokumen Rahasia" Perang Afghanistan. Ini bukan dokumen biasa, dokumen ini telah membuat pihak Gedung Putih, Nato, serta Pakistan, benar-benar dibuat mumet. Dokumen tersebut dikabarkan bocor ke Wikileaks, sebuah media yang memang memuat hal-hal berbau "sensitif" dan "rumit". Berawal dari Wikileaks, lalu informasi diterima oleh media besar seperti New York Times, Dailymail, dan lainnya, sehingga saat ini diseluruh dunia, orang telah membaca mengenai dokumen penting tentang perang Afganistan. Jika kita membaca sebagian isi dokumen, sebagaimana banyak dimuat oleh media-media barat tersebut, sepertinya Amerika tidak pernah belajar dari pengalamannya selama di Vietnam. Ingatkah kekalahan tragis Amerika melawan gerilyawan Viet kong. Sampai-sampai, Hollywood membuatkan "Rambo" guna menghibur hati para tentara yang kalah di Vietnam. Banyak hal yang terungkap dari isi dokumen tersebut, bila kita bahas, tidak akan cukup untuk 1 Scene, dan membutuhkan waktu yang cukup lama, membaca lebih dari 90.000 laporan perang dan intelijen yang berhasil dibuka ke Media tersebut. Bahkan dalam salah satu dokumen yang bocor tersebut, dikatakan bahwa Osama Bin Laden sebenarnya sudah terlacak dan diketahui keberadaannya, bahkan sempat dituliskan, bahwa posisi Al-Qaeda No.1 itu hanya beberapa meter dari pasukan Khusus Amerika, Pasukan Khusus Pakistan dan SAS yang sedang berpatroli. Dokumen rahasia itu menyingkap 144 insiden pemerasan oleh pasukan koalisi kepada warga sipil Afghanistan. Jaringan Bom bunuh diri di Afghanistan, yang dikatakan diketahui oleh pihak Intelijen Pakistan, namun dibiarkan bahkan didukung secara diam-diam oleh Intelijen Pakistan. Ada juga berisi tulisan yang kira-kira bahwa sebenarnya Pakistan bekerjasama dengan Taliban. Walau sebenarnya dan sesungguhnya sebagaimana diberitakan banyak media barat juga, siapa itu Taliban, siapa itu Al-Qaeda dan Siapa itu Teroris serta bertempur dengan siapa sebenarnya Amerika dan sekutunya itu di Afghanistan, masih belum menemukan jawaban yang pasti, dan sekarang munculnya dokumen tersebut, menambah beban, setidaknya moral pemerintahan Obama dan NATO, serta Pakistan. Memang sejak dari dahulu, banyak yang menyangsikan peperangan di Afghanistan, mereka menganggap bahwa peperangan disana hanyalah rekayasa, guna kepentingan-kepentingan politik Pakistan, kepentingan Militer Amerika dan barat. Terlepas dari benar atau tidaknya isi sebagian atau seluruh dokumen tersebut, namun kenyataan dilapangan sebagaimana banyak dan setiap hari diberitakan, nampaknya hampir sama sebagaimana dahulu Amerika berada di Vietnam, ketakutan yang mungkin saja menyelimuti diri disetiap hati keluarga pasukan yang bertempur di Afghanistan. Sumber:diolah dari berbagai sumber di Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun