Adu gengsi teknologi militer dan sipil justru menjadi daya tarik tersendiri jika kita melihat sisi lain dari pencarian MH370 tersebut.
Bukan hanya adu gengsi teknologi, namun pertaruhan nama besar dan kekuatan militer kedua negara juga dipertaruhkan guna mempertunjukan kepada mata dunia, kekuatan serta kecanggihan teknologi mereka.
Bukan berita baru, jika Amerika Serikat dan China saat ini juga terlibat adu argumen dan keteganggan menyangkut kekuatan militer masing-masing negara, terutama kekhawatiran Washington terhadap kawasan Asia Pasifik, ditambah pula dengan dukungan China terhadap Suriah dan Korea Utara.
Beijing dan Washington nampaknya tidak akan pernah akur dalam situasi apapun, namun dampak positif yang kita dapat adalah, dengan pengerahan peralatan canggih kedua negara, maka peluang untuk cepat ditemukannya pesawat tersebut akan semakin cepat.
Informasi terakhir yang didapat dari berbagai sumber media internasional, mengungkap MH370 terdeteksi Radar militer milik Thailand pada 8 Maret lalu, namun pihak Thailand tidak begitu serius memperhatikan adanya signal yang tidak biasa tersebut.
Lalu masih dari sumber-sumber internasional, saat ini, Maladewa menurut penduduk setempat melihat adanya pesawat terbang rendah di negara tersebut. Sebagaimana kita ketahui, Maladewa adalah salah satu negara yang ada didalam simulator terbang milik pilot MH370, yang dicurigai menyabotase pesawatnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H