Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Rusia Paling Bertanggung Jawab Terhadap Jatuhnya MH17

18 Juli 2014   14:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:59 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

MAS kembali berduka setelah nasib MH370 yang nahas, kini MH17 juga turut bernasib malang, sebagaimana nasib MH370 yang entah berada dimana saat ini.

Pesawat MH17 rute Amsterdam - Kuala Lumpur dinyatakan ditembak jatuh diwilayah perbatasan Rusia-Ukraina. Walau bukan hanya sekali ini saja terjadi penembakan terhadap pesawat sipil.

Kita tahu bahwa saat ini Rusia - Ukraina sedang terlibat konflik bersenjata yang sedang bergejolak. Ukraina sedang dalam kondisi perang saudara, antara pemerintah Kiev melawan separatis yang didukung Moskow.

Persenjataan yang dimiliki oleh pemberontak Ukraina, disokong penuh oleh Rusia dan juga hasil rampasan serta sitaan dari tentara Ukraina sendiri, jelas bukanlah senjata biasa dan dapat dianggap enteng.

Dalam keterangannya Presiden Ukraina - Petro Poroshenko telah menegaskan bahwa Kiev tidak pernah memerintahkan militer negara tersebut untuk menembak pesawat sipil tersebut.

Bahkan pemerintah Ukraina dengan tegas mengatakan pemerintahannya saat ini akan segera memberikan bukti-bukti keterlibatan Moskow dalam tragedi kemanusian MH17 tersebut.

Dalam kesempatan yang sama juga, mantas dubes Amerika Serikat untuk Rusia Michael Mc Faul dalam akun Twitternya menyebutkan bahwa pejabat intelejen Rusialah yang memerintahkan penembakan terhadap Malaysia Airlines MH17.

Dalam kicauannya Mcfaul menuliskan "Russian GRU Officer Strelkov admitting that he ordered the misile strike againts the malaysian jet".

Walau demikian, Moskow tetap menyatakan ketidakterlibatannya dalam jatuhnya pesawat sipil Boeing 777 yang mengangkut 280 penumpang ditambah dengan 15 awak termasuk pilot dan kopilot.

Dalam informasi lain disebut bahwa Komandan Militer Republik Rakyat Donetsk, sebuah gerakan militan pro Rusia, mengatakan bahwa penembakan tersebut merupakan suatu kesalahan, karena mereka mengira pesawat tersebut adalah pesawat angkut militer.

Sebagaimana sebelumnya bahwa dikawasan tersebut, pemberontak Pro-Rusia juga telah menembak jatuh sebuah pesawat jenis Antonov 26, yang merupakan pesawat militer Ukraina yang menewaskan 47 tentara Ukraina.

Kicauan dari akun Twitter resmi pemberontak Republik Rakyat Donetsk yang telah dihapus tersebut juga menyatakan bahwa sebelum peristiwa tersebut mereka telah menyita sistem rudal Land to Air yang merupakan persenjataan milik tentara Ukraina.

Kemampuan rudal ini adalah rudal permukaan darat ke udara yang mampu menembak jatuh setiap objek bergerak sampai dengan ketinggian 25 ribu Kilometer.

Pun dengan Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, dalam akun Twitter mereka, mengatakan bahwa sebuah pesawat SU-25 milik militer Ukraina pernah diserang oleh roket darat ke udara milik Rusia, walau pesawat tersebut hancur namun pilot mereka selamat dan  diyakini oleh mereka, roket jenis inilah yang mengenai MH17.

Dari belahan lain dunia, para analis memperkirakan adanya suatu konspirasi besar guna menciptakan adanya kekacauan, guna menarik negara-negara lain untuk terlibat didalamnya.

Pihak Kremlin saat ini sedang melakukan diskusi serius dengan Gedung putih mengenai tertembaknya MH17 ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Washington saat ini masih memberlakukan sanksi bagi Rusia dan perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis dengan negara tersebut.

Kremlin memahami peristiwa ini akan menjadi sebuah masalah besar bagi mereka, khususnya hubungan dengan Washington yang dampaknya pasti akan terus memburuk.

Memang jika dilihat dari apa yang terjadi diwilayah konflik tersebut, besar kemungkinan keterlibatan Rusia dalam pelanggaran hukum internasional tertembaknya pesawat sipil milik Malaysia ini.

Walau berbagai macam skenario serta argumen dibantah oleh Moskow, namun mata dunia tidak tertutup sebagaimana peristiwa serangan Israel atas Gaza.

Untuk peristiwa yang satu ini, jelas seluruh media dunia dan dalam media dalam negeri gencar memberitakan mengenai peristiwa tragedi ini, bahkan melupakan korban tewas di Gaza yang mencapai angka 200an lebih tewas lebih dari 2000 penduduk sipil terluka, sebagian besar anak-anak dan wanita.

Negara yang luasnya membentang dari Eropa hingga Asia dan belahan utara tersebut, mempunyai kekuatan mesin perang untuk angkatan udaranya sebanyak kurang lebih dari 3.888 unit ini sesungguhnya sulit berkelit.

Bukannya kicauan dari media sosial yang banyak menyoroti keterlibatan mereka, namun juga semestinya sesuai dengan hukum internasional dan hukum udara internasional mereka dengan persenjataan canggih seperti S-500, S-400, SH-08 sudah sepatutnya dapat melakukan pencegahan terhadap serangan roket kepada pesawat sipil yang melintas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun