Tahun 2013, ada 947 kasus yang berhasil diungkap oleh KP4 BBM dan Penyidik Polri terkait penyalahgunaan BBM bersubsidi, estimasi kerugian negara mencapai Rp 68.733.383.500.
Angka-angka tersebut adalah yang berhasil diungkap, dibalik kasus tersebut masih ada ratusan kasus penyelewengan bbm subsidi dan non-subsidi yang belum terungkap.
Dapat dibayangkan, berapa kerugian negara kita, dari adanya kegiatan ilegal bbm tersebut, dan dapat dibayangkan, berapa keuntungan orang yang melakukannya. Jadi seharusnya, jerat hukum terhadap pelaku penyelewengan bbm dinegara ini, harus lebih keras dan tegas, jangan disamakan dengan pencuri ayam atau pencuri sapi.
Ketiga adalah program pemerintah antara satu kementrian dengan kementrian lainnya yang sangat bertentangan dan bertolak belakang. Contoh saja, di kementrian ESDM, menjalankan program hemat energi, namun di kementrian perindustrian melepaskan program Mobil Murah..
Keempat perilaku konsumtif masyarakat kita di tanah air sendiri. Lihatlah, para pengguna kendaraan roda empat, mereka ingin seirit mungkin, namun anehnya, menggunakan kendaraan yang berukuran volume CC besar. Padahal kendaraan tersebut hanya berisi 1 atau 2 orang saja.
Jadi bagaimana negara ini kedepan?, bbm subsidi akan naik dan terus akan dinaikan sehingga harganya menjadi sesuai dan masuk akal, atau kita terus menerus mengalami masalah dengan bbm di tanah air kita ini.. tentu pilihan yang bijaksana dan tepatlah yang akan dipilih oleh kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H