Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Setelah Pesta Pelantikan BBM Naik

21 Oktober 2014   16:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:16 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tahun 2013, ada 947 kasus yang berhasil diungkap oleh KP4 BBM dan Penyidik Polri terkait penyalahgunaan BBM bersubsidi, estimasi kerugian negara mencapai Rp 68.733.383.500.

Angka-angka tersebut adalah yang berhasil diungkap, dibalik kasus tersebut masih ada ratusan kasus penyelewengan bbm subsidi dan non-subsidi yang belum terungkap.

Dapat dibayangkan, berapa kerugian negara kita, dari adanya kegiatan ilegal bbm tersebut, dan dapat dibayangkan, berapa keuntungan orang yang melakukannya. Jadi seharusnya, jerat hukum terhadap pelaku penyelewengan bbm dinegara ini, harus lebih keras dan tegas, jangan disamakan dengan pencuri ayam atau pencuri sapi.

Ketiga adalah program pemerintah antara satu kementrian dengan kementrian lainnya yang sangat bertentangan dan bertolak belakang. Contoh saja, di kementrian ESDM, menjalankan program hemat energi, namun di kementrian perindustrian melepaskan program Mobil Murah..

Keempat perilaku konsumtif masyarakat kita di tanah air sendiri. Lihatlah, para pengguna kendaraan roda empat, mereka ingin seirit mungkin, namun anehnya, menggunakan kendaraan yang berukuran volume CC besar. Padahal kendaraan tersebut hanya berisi 1 atau 2 orang saja.

Jadi bagaimana negara ini kedepan?, bbm subsidi akan naik dan terus akan dinaikan sehingga harganya menjadi sesuai dan masuk akal, atau kita terus menerus mengalami masalah dengan bbm di tanah air kita ini.. tentu pilihan yang bijaksana dan tepatlah yang akan dipilih oleh kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun