Walau seperti ini, Chelsea tetap memperbaiki lini pertahanan dengan salah satunya dengan merekrut kembali David Luiz dari Paris St Germain (PSG). Kekuatan David Luiz juga memang pada kemampuan memenangkan duel dengan penyerang dan membaca permainan lawan.
Sedangkan tim Arsenal, pemain yang mendekati kemampuan pemain Chelsea hanya pada Gabriel Magalhaes yang kuat dalam duel, tackles, dan aerial battles.Â
Ben White yang merupakan pemain baru Arsenal saja penampilannya pada saat di Brighton di musim 2020 / 2021 masih jauh perlu peningkatan. Kelebihan Arsenal dalam hal ini ada pada umur pemainnya yang masih muda di mana artinya masih ada ruang untuk berkembang.Â
Tetapi jika Conte hendak dituntut berprestasi dalam jangka pendek, Arsenal harus membeli pemain, minimal 1 bek tengah yang berpengalaman dan terbukti memiliki kemampuan kuat dalam duel, tackles, dan aerial battles.
Syarat lainnya agar formasi 3-4-3 berjalan ada pada lini tengah yang harus memiliki pemain tengah yang memiliki work rate tinggi, mampu menguasai pertandingan dalam bertahan menyerang, dan berorientasi penguasaan bola.Â
Sedangkan pemain tengah yang beroperasi di sisi kiri dan kanan harus mempunyai kemampuan bertahan dalam menutup ruang sisi kanan dan kiri saat dan menyerang yang baik untuk memberikan layanan kepada penyerang dalam bentuk berbagai umpan seperti umpan silang (crossing) dan umpan terobosan (through balls).
Tim Chelsea tahun 2015 / 2016, khususnya Cesc Fabregas, sangat terlihat lebih unggul dalam kemampuan bertahan dan menyerang daripada seluruh pemain tengah Chelsea, bahkan tim pemain tengah Arsenal tahun 2020 / 2021.Â
Sayangnya Chelsea kala itu, Fabregas tidak punya tandem yang sepadan. Akibatnya, Chelsea sering kedodoran. Tidak heran Chelsea membeli N’Golo Kante untuk musim kompetisi selanjutnya.Â
Apalagi Kante memang work rate yang tinggi di mana kuat dalam duel, tackles, dan aerial battles serta bisa membantu serangan. Inilah modal Conte kala itu bisa memainkan formasi 3-4-3 favoritnya.
Arsenal sendiri tidak memilki pemain yang lengkap dalam bertahan dan menyerang. Granit Xhaka yang memiliki work rate tertinggi kemampuannya justru condong pada bertahan.Â