Mohon tunggu...
Andres Suhendrawan
Andres Suhendrawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya seorang pemuda biasa yang sedang mengejar mimpinya untuk pergi ke negeri Sakura.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Organisasi Perjuangan Mahasiswa di Jepang Saat Masa Kemerdekaan

13 Juli 2020   22:53 Diperbarui: 13 Juli 2020   22:56 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kolase - Pelajar Indonesia pada masa penjajahan. Di era penjajahan Jepang, kegiatan baris berbaris lebih banyak dilakukan. [Foto/wikipedia/tropen

Setelah di proklamasikanya kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, banyak dari mahasiswa indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Jepang kebingungan atas nasib mereka. Kebingungan mereka meliputi apakah mereka bisa kembali pulang ke tanah air ? atau apakah mereka masih dianggap sebaga onderdaan(penduduk) Hindia-Belanda. 

Mereka mahasiswa yang menempuh pendidikan di Jepang adalah orang-orang yang berhaluan Nasionalis. Mereka mengikuti program Nanpo Tokubetsu Ryoogakusei(Nantoku) mereka semua adalah mahasiswa yang dibawa ke Jepang oleh pemerintah Jepang disetiap negara jajahanya. Mahasiswa Nantoku ini berasal dari kalangan keluarga bangsawan yang mengenyam pendidikan belanda.

Setelah Jepang kalah, Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya, semua program biaya beasiswa dibatalkan. Saat itu pemerintah Jepang memberikan 2 pilihan kepada mahasiswa, bagi mereka yang ingin tetap melanjutkan studi boleh tetap tinggal tapi dengan biaya pribadi, dan bagi mereka yg ingin kembali ke tanah air dipersilahkan tapi harus mencari jalan sendiri.

Mereka menyambut dengan senang hati ketika mendengar Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaanya. Tapi permasalahan baru muncul karena kemerdekaan indonesia masih belum diakui oleh negara-negara sekutu salah satunya, Jepang dan saat itu Indonesia masih belum memiliki kantor perwakilan disana. Hal ini membuat sulit Warga Indonesia yang ada di Jepang saat itu, mereka kebingungan dengan identitas diri mereka, masihkah mereka diakui sebagai onderdaan Hindia-Belanda ? atau sudah tidak ??

Bagi mereka Warga Indonesia yang ingin kembali ke tanah air harus mendapatkan izin dari kantor perwakilan  Nederlansche Militaire Misile (Misi militer belanda) karena saat itu meskipun Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan tapi dunia masih mengakui kedaulatan Belanda di Indonesia, dan Indonesia masih belum memiliki kantor perwakilan di Jepang.

Mahasiswa di Jepang yang mendukung kemerdekaan Indonesia mendirikan organisasi perjuangan yang bernama "Serikat Indonesia". Organisasi ini pernah dibentuk pada tahun 1933 diketuai oleh Mahyudin Gaus dan Majid Usman sebagai sekretaris lalu didirikan kembali pada tahun 1945. Serikat Indonesia mengambil peranan penting terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia di Jepang. Organisasi ini juga aktif mengadakan kegiatan politik Anti Belanda di Jepang.

Pada tahun 1945 mereka mengadakan kampanye untuk mendukung kemerdekaan RI ditaman Hibiya, Tokyo. Kampanye ini tidak hanya diikuti oleh orang ndonesia saat itu tetapi juga diikuti oleh oleh orang Vietnam yang telah memproklamasikan kemerdekaan dan sama-sama berjuang melawan kolonialisme. Serikat Indonesia melarang anggotanya untuk menghubungi Kantor Misi Militer Belanda.

Saat itu Belanda kebingungan antara harus memulangkan mereka atau menahan mereka. Banyak pertimbangan politik yang pihak Belanda pikirkan saat itu. Terlalu lama menahan mereka di Jepang bisa membuat mereka menjadi lebih ganas karena terlalu sering bergaul dengan kaum ultranasionalis Jepang, dan Jika dipulangkan dikhawatirkan mereka akan membantu proses perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Majid Usman adalah salah satu contoh mahasiswa yang ditakuti oleh pihak Belanda. Dia mahasiswa yang sangat antusias dan bergaul dengan pemimpin politik Jepang yang tergolong kaum "Ultra-kanan". Majid Usman selalu diawasi oleh pemerintah Belanda dan ditangkap saat pecah perang. Setelah Jepang berhasil menduduki Indonesia dia kembali dibawa ke Jepang atas perintah pemerintah Jepang, tapi sayang saat itu dia dijadikan tahanan kota di kota Kofu pada Desember 1943 beserta istri dan anaknya.

Sebegitu takutnya pihak Belanda kepada mahasiswa Indonesia yang berada di Jepang sehingga membuat mereka bingung untuk mengambil tindakan apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya. Perjuangan kemerdekaan terus berlanjut hingga pada Desember 1949 ketika Belanda telah menyerahkan kedaulatan Indonesia sepenuhnya kepada pemerintah RI.

Referensi:

Kurosawa, Aiko. 2019.Sejarah gelap perang asia. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun