Dari benih sampai buah ,
mengais untuk menghidupi
Tanpa beralas mereka tetap bekerja
Walau upah tak seberapa
Di lindungi caping dari teriknya mentari
Memikul cangkul untuk menggali
Ikhlas tanpa pamrih
Agar perut terisi
Lalu , kalian datang dengan kemeja berdasi , dompet terisi , tapi tak juga berarti
Hanya bisa merusaki tanpa mau memperbaiki
Kau habisi semua tanpa tersisih
Tanah terkikis oleh mereka yang tak punya hati
Untuk gedung yang menjulang tinggi
Sungguh ironi tanah negeriku
Di kuasai oligarki-oligarki yang tak kunjung henti mendiskriminasi
Tanpa pernah memikirkan nasib para pencari rejeki di tanah pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H