Melihat dari sumber lainnya, korban akan digiring untuk mengirimkan sejumlah uang. Uang yang disetorkan pun sangat rinci, baik untuk tiket pesawat maupun biaya penginapan. Diharapkan, calon korban bisa sesegera mungkin mengirimkan uang sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan. Di sini pun, calon korban dibuat untuk tidak berpikir panjang dari mana biaya yang harus dikirimkan. Karena nantinya biaya tersebut akan diganti.
Dalam kaidah ilmu psikologi, ada satu komponen kecerdasan emosional yang memungkinkan terjeratnya mangsa baru dalam kasus penipuan ini. Komponen yang dimaksud adalah self-regulation atau pengendalian diri. Tidak semua orang memiliki kemampuan yang cukup baik untuk bisa mengendalikan diri sehingga tidak berbuat gegabah.
Sebenarnya, untuk terhindar kasus penipuan seperti ini tidak terlalu sulit. Banyak pula yang telah membagikan cara bagaimana membedakan lowongan kerja asli dan palsu. Namun yang terpenting, kendalikan reaksi diri terhadap apapun informasi dan peristiwa yang datang. Dengan hanya tidak membiasakan gegabah, maka tidak akan masuk dalam perangkap penipuan lowongan kerja seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H