Mohon tunggu...
Andre Lala Ramadani
Andre Lala Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sejarah dan Peradaban Islam

Manusia biasa yang sedang bersinergi dalam menyampaikan karunia dari tuhan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kaligrafi pada Masa Kekhalifahan Islam

3 Juli 2024   20:10 Diperbarui: 12 Juli 2024   22:19 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kaligrafi dalam sejarah Islam telah mengalami perkembangan signifikan mulai dari masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin. Awalnya, minat menulis di kalangan umat Muslim muncul pasca Perang Badar Kubra pada tahun dua Hijriah, yang menandai keberhasilan awal umat Islam dalam menaklukkan musuhnya. Rasulullah SAW sendiri mendorong penyebaran pengetahuan membaca dan menulis di kalangan umatnya, dengan menerapkan berbagai strategi seperti meyuruh tawanan Perang Badar untuk mengajari ummat Muslim membaca dan menulis bagi tawanan yang tidak mampu membayar tebusan  atau Upeti.

Penggunaan tulisan Arab berkembang seiring perluasan Islam ke wilayah-wilayah non-Arab, menghadirkan tantangan baru terkait pelafalan Al-Qur'an. hingga muncul Inovasi dalam tanda baca oleh Abu Al-Aswad pada masa awal pemerintahan Daulah Umayyah, yang merumuskan tanda-tanda seperti fathah, kasroh, dhammah, dan tanwin untuk memudahkan pembacaan.

Masa Dinasti Umayyah (661-750 M) menjadi periode penting bagi perkembangan kaligrafi, di mana kaligrafer seperti Qutbah Al-Muharrir memperkenalkan gaya tulisan yang lebih lembut sebagai alternatif terhadap gaya khat Kufi yang kaku.

Di bawah Dinasti Abbasiyah (750-1258 M), seni kaligrafi mencapai masa keemasan berkat dukungan para khalifah dan perdana menteri yang mempromosikan penciptaan gaya-gaya baru oleh kaligrafer ternama seperti Ibnu Muqlah dan Ibnu Al-Bawwab.

Periode selanjutnya, seperti masa Dinasti Ilkhan (1258-1343 M), menyaksikan perkembangan kaligrafi di bawah bimbingan Yaqut Almusta’simi, dengan fokus pada perkembangan gaya tsulus.

Dinasti Timuriyah (1370 M) melanjutkan warisan seni kaligrafi dengan menampilkan inovasi baru dalam hiasan Al-Qur'an, sementara Dinasti Mamluk (1250-1517 M) di Mesir menjadi pelindung seni dan arsitektur Islam yang memperkaya kaligrafi.

Dinasti Safawiyah (1503-1722 M) di Persia memperkenalkan gaya khat ta’liq dan nasta’liq, sementara Dinasti Mughal (1526-1857 M) di India menampilkan gaya tulisan khusus seperti khat behari dan khat naskhi India.

Terakhir, Dinasti Utsmani (1299-1922 M) mengembangkan banyak macam kaligrafi menjadi bentuk seni yang lebih kompleks dengan berbagai gaya seperti khat diwani dan khat sulus, memperlihatkan adopsi dan adaptasi dari gaya-gaya sebelumnya.

Pada abad pertengahan, wilayah Islam di bagian barat, termasuk daerah Arab dekat Mesir dan Andalusia (Spanyol), dikenal dengan sebutan Al-Maghrib. Di sini, tumbuh gaya kaligrafi yang disebut khat Maghribi atau Kufi barat. Gaya ini ditandai dengan bentuk bundaran yang mirip dengan sudut-sudut khat Kufi kuno, tetapi dengan perubahan utama dari bentuk persegi panjang atau bujur sangkar menjadi lebih kursif dengan garis-garis melengkung terbatas yang menyerupai setengah lingkaran utuh.

Pengembangan khat Maghribi tidak mengikuti sistem yang diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah. Meskipun demikian, kelebihannya terletak pada kemahiran kaligrafer pada masa itu. Gaya Kufi barat tidak secara sengaja mengadopsi keistimewaan kaligrafi yang berkembang di bagian timur dunia Islam (Al-Masyriq), tetapi tetap mengandalkan keahlian kreatif kaligrafer lokal di Al-Maghrib.Ini menunjukkan bahwa perkembangan kaligrafi di wilayah Muslim bagian barat tidak hanya mencerminkan evolusi teknik dan gaya, tetapi juga penyesuaian terhadap kondisi lokal dan keahlian seniman kaligrafi pada masa itu.

Secara keseluruhan, perkembangan kaligrafi Arab selama berabad-abad tidak hanya mencerminkan kemajuan seni tulis Islam, tetapi juga menggambarkan perjalanan panjang dan bertahap dalam mengembangkan gaya dan teknik yang membentuk warisan seni yang berharga hingga saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun