Mohon tunggu...
Andre Nicholas Sedewa
Andre Nicholas Sedewa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya suka musik.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mengapa Pendidikan Sepak Bola Lokal Tidak Maju

8 November 2024   22:10 Diperbarui: 8 November 2024   22:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang tidak masalah apabila pemain mempunyai mindset ingin menang, tetapi yang menjadi masalah adalah apabila pemain dibiasakan untuk memainkan sepak bola membosankan agar menang. Apabila sudah unggul satu gol, pelatih biasanya membuat pemain melakukan taktik parkir bus dan asal buang bola yang penting gawang aman. 

Apabila dibiasakan mindset seperti ini sedari kecil, maka kreativitas pemain tidak akan terbentuk dan merefleksikan permainan beberapa klub - klub di liga 1 yang cenderung bermain sepak bola "yang penting menang daripada bermain bagus".

Tentunya dengan teknik pemain bola Indonesia yang hanya didominasi oleh kemampuan giring bola secara lama (gocek - gocek tidak jelas) dan long ball, serta mindset pemain yang sedari kecil salah, kualitas permainan sistem liga hanya akan berkutat pada sistem sepak bola membosankan seperti long ball saja yang berbasis keberuntungan pemain menendang bola karena kebanyakan pemain lokal juga tidak dapat melepaskan passing lambung jauh dengan baik. 

PSSI (Federasi Sepak Bola Indonesia) menanggapi kualitas liga Indonesia dengan cukup serius. PSSI memberikan tambahan kuota pemain asing menjadi 8 pemain yang dapat merumput di liga 1. Regulasi liga Indonesia yang memperbolehkan 8 pemain asing di susunan pemain klub. 

Regulasi ini diharapkan membuat kualitas klub - klub liga 1 meningkat karena diisi oleh pemain berkualitas dan perlahan - lahan 'menyingkirkan' pemain lokal yang kalah secara kualitas. Akhirnya, pemain lokal klub secara perlahan tersingkir karena tidak bisa mengimbangi kualitas pemain asing yang didatangkan klub lokal dari luar negeri. 

Akan tetapi, PSSI juga tetap memikirkan kesempatan bermain untuk pemain muda lokal sehingga ditetapkan aturan bagi klub untuk memainkan pemain muda u-23 sehingga mendapatkan menit bermain. Dengan demikian, di tengah gempuran pemain asing berkualitas, kualitas pemain lokal akan perlahan - lahan meningkat dan hanya pemain lokal yang benar - benar berkualitas saja yang akan mendapatkan kesempatan bermain.

Beberapa klub sepak bola di Indonesia sudah mulai memainkan sistem permainan membangun serangan cantik, seperti Borneo FC dan Bali United. Kedua klub ini tidak banyak menggunakan strategi bola lambung jauh dan gocek - gocek tidak jelas sehingga aliran bola menjadi lebih mengalir. Oleh karenanya, kedua klub ini dapat menjadi tim papan atas di liga Indonesia diatas banyak klub yang masih menerapkan sistem long ball. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun