Memang tidak masalah apabila pemain mempunyai mindset ingin menang, tetapi yang menjadi masalah adalah apabila pemain dibiasakan untuk memainkan sepak bola membosankan agar menang. Apabila sudah unggul satu gol, pelatih biasanya membuat pemain melakukan taktik parkir bus dan asal buang bola yang penting gawang aman.Â
Apabila dibiasakan mindset seperti ini sedari kecil, maka kreativitas pemain tidak akan terbentuk dan merefleksikan permainan beberapa klub - klub di liga 1 yang cenderung bermain sepak bola "yang penting menang daripada bermain bagus".
Tentunya dengan teknik pemain bola Indonesia yang hanya didominasi oleh kemampuan giring bola secara lama (gocek - gocek tidak jelas) dan long ball, serta mindset pemain yang sedari kecil salah, kualitas permainan sistem liga hanya akan berkutat pada sistem sepak bola membosankan seperti long ball saja yang berbasis keberuntungan pemain menendang bola karena kebanyakan pemain lokal juga tidak dapat melepaskan passing lambung jauh dengan baik.Â
PSSI (Federasi Sepak Bola Indonesia) menanggapi kualitas liga Indonesia dengan cukup serius. PSSI memberikan tambahan kuota pemain asing menjadi 8 pemain yang dapat merumput di liga 1. Regulasi liga Indonesia yang memperbolehkan 8 pemain asing di susunan pemain klub.Â
Regulasi ini diharapkan membuat kualitas klub - klub liga 1 meningkat karena diisi oleh pemain berkualitas dan perlahan - lahan 'menyingkirkan' pemain lokal yang kalah secara kualitas. Akhirnya, pemain lokal klub secara perlahan tersingkir karena tidak bisa mengimbangi kualitas pemain asing yang didatangkan klub lokal dari luar negeri.Â
Akan tetapi, PSSI juga tetap memikirkan kesempatan bermain untuk pemain muda lokal sehingga ditetapkan aturan bagi klub untuk memainkan pemain muda u-23 sehingga mendapatkan menit bermain. Dengan demikian, di tengah gempuran pemain asing berkualitas, kualitas pemain lokal akan perlahan - lahan meningkat dan hanya pemain lokal yang benar - benar berkualitas saja yang akan mendapatkan kesempatan bermain.
Beberapa klub sepak bola di Indonesia sudah mulai memainkan sistem permainan membangun serangan cantik, seperti Borneo FC dan Bali United. Kedua klub ini tidak banyak menggunakan strategi bola lambung jauh dan gocek - gocek tidak jelas sehingga aliran bola menjadi lebih mengalir. Oleh karenanya, kedua klub ini dapat menjadi tim papan atas di liga Indonesia diatas banyak klub yang masih menerapkan sistem long ball.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H