Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Road Trip Tangsel - Lombok PP 3700 Km (Bagian 2: Tj Perak ke Lembar lewat Laut)

25 Januari 2024   19:15 Diperbarui: 25 Januari 2024   20:48 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terinspirasi dari para Youtuber yang menempuh perjalanan lewat laut menuju Lombok, kami pun ingin membuat perjalanan lebih berwarna dengan mengkombinasikan pengalaman naik kapal laut. DLU Ferry adalah Perusahaan armada Laut yang mengadakan banyak jalur laut dan salah satunya trayek Surabaya-Lombok. Selain itu Ferry DLU juga punya jalur ke Kalimantan, Sulawesi, NTT dan sebagainya. 

Dengan mendownload aplikasinya dari Google Playstore, saya memesan tiket perjalanan Surabaya - Lombok untuk dua orang dewasa, plus Remi yang sudah berumur 12 tahun terhitung dewasa dan Nathan yang hampir 7 tahun masih terhitung sebagai satu anak. Sayangnya saya kurang cepat memesan tiket sehingga kami kehabisan tiket VIP, dan yang tersisa tinggal Ekonomi.

Kapal Kirana VII merapat di dermaga Tj Perak (Dokpri)
Kapal Kirana VII merapat di dermaga Tj Perak (Dokpri)

Kapal – kapal Ferry DLU berjenis Roll In Roll Out (RORO) yaitu Kapal yang dapat memuat kendaraan yang dapat berjalan masuk dan keluar sendiri. Mobil yang kami bawa; BMW X3 XDrive30i masuk dalam kategori Kendaraan Kecil III A (berkapasitas s/d 2,000 cc) juga didaftarkan untuk ikut serta.

Biaya Kelas Ekonomi untuk 3 orang dewasa dan 1 anak = IDR 819.500

Biaya mobil katergori III A =IDR 2.304.500

e-ticket naik Kirana VII dari DLU Ferry (Dokpri)
e-ticket naik Kirana VII dari DLU Ferry (Dokpri)

Kapal Kirana VII yang kami naiki merupakan salah satu kapal dari sekian banyak armada yang ada. Dan Kapal inilah yang dijadwalkan berangkat sesuai dengan tanggal yang kami inginkan, yaitu 18 Desember 2023. Dan ketika Kapal ini datang, saya agak terkejut karena ternyata Kapal ini tidak sebesar dugaan saya. 

Kapal yang dinaiki oleh teman-teman yang juga ikut pelayaran ini di Youtube menggunakan Kapal lain, yaitu Dharma Rucitra VIII yang juga merupakan salah satu Kapal dari armada DLU Ferry. 


Kirana VII sedikit lebih kecil. Ketika kami masuk ke mobil dan mengantri untuk masuk, para mobil pribadi dan motor diarahkan menuju ke deck paling bawah. Kami turun dari kendaraan dan langsung naik tangga menuju deck tempat penumpang. 

Tidak dengan lift seperti di Dharma Ruchitra. Dek kelas Ekonomi terbilang nyaman, berkapasitas 200 penumpang dan kursinya seukuran Kursi eksekutif di Kereta Api Argo Parahayangan

Di bagian depat ada panggung lengkap dengan Electone nya. Siap goyang laut Jawa. Sementara di bagian depan terdapat Ruang Kelas VIP yang terdiri dari 10 Kursi besar seperti business class di pesawat. Saya bermaksud upgrade ke VIP dan disarakan petugas untuk melakukannya setelah Kapal meninggalkan dermaga.


Keberangkatan yang dijadwalkan semula pk 19.00 molor hingga pk 20.30. Saya bersama si bungsu naik ke deck paling atas untuk menimati suasana terbuka saat Kapal bergerak meninggalkan Tanjung Perak.

 Lampu-lampu yang berasal dari Dermaga, Kapal-Kapal sandar menghiasi keberangkatan kami. Saya dan Nathan sungguh menikmati moment itu. Dan ketika kami belum jauh meninggalkan Tanjung Perak, kami Kembali disuguhi pemandangan menarik, yaitu Jembatan Nasional Suramadu

Jembatan sepanjang 5,4 Km itu terlihat begitu menawan di malam hari dengan dua tiang pancang nya yang jelas mempertegas landmark jembatan tersebut dengan lampu hias yang menembak warna berbeda secara bergantian, hingga menampilkan Jembatan Suramadu dengan warna yang berganti-ganti, di Tengah Selat Madura yang gelap. Kapal Kirana VII yang kami tumpangi melewati kolong Jembatan yang resmi beroperasi sejak empat belas tahun tersebut dan itu merupakan pengalaman yang sungguh mengasikkan. 

Jembatan Nasional Suramadu (Dokpri)
Jembatan Nasional Suramadu (Dokpri)

Biarpun angin bertiup kencang dengan laut yang sungguh tenang, berada di dek paling atas pada malam hari begitu menyenangkan. Terdapat beberapa meja dengan kursi-kursi dan payung yang ditutup saat berlayar. 

Selain itu juga ada beberapa kursi Pantai untuk bersantai memandangi langit malam yang indah dan playground untuk anak. Sayangnya kami tidak berhasil dapat kursi VIP, karena ternyata sudah terisi penuh. Bedanya lagi dengan Kapal DLU Ferry yang lebih besar, yaitu terdapat kamar VIP yang berisikan dua tempat tidur dan sofa. Namun karena Kirana VII yang punya giliran berangkat tgl 18 Desember, maka kami tidak punya pilihan lain.

Meja dan tempat duduk di dek paling atas pada Kapal Kirana VII (Dokpri)
Meja dan tempat duduk di dek paling atas pada Kapal Kirana VII (Dokpri)

Beruntung kelas ekonomi duduk tidak terlalu penuh sehingga beberapa orang bisa tidur selonjoran di beberapa kursi yang dinaikkan arm-rest nya. Pk 23.00 saya mulai terlelap namun sering terbangun karena perubahan suasana dan goyangan kapal. 

Biasanya saya manfaatkan untuk periksa Diana dan anak-anak. Dua buah TV terus menyala semalam suntuk karena dioperasikan secara sentral. Beberapa film local, berita atau film Hollywood ditayangkan secara bergantian dengan gambar serta suara berkualitas sedang. Film horror dan comedy dengan rating 17+ juga ditayangkan beberapa kali, padahal ada beberapa penumpang masih dibawah umur. 

Saya bersama Diana dan anak-anak di Kelas Ekonomi duduk (Dokpri)
Saya bersama Diana dan anak-anak di Kelas Ekonomi duduk (Dokpri)

Kursi di Kelas Ekonomi tidak terisi penuh hingga bisa selonjoran (Dokpri) 
Kursi di Kelas Ekonomi tidak terisi penuh hingga bisa selonjoran (Dokpri) 

Saya terbangun Kembali pk 03.00 WIB subuh dan tidak bisa tidur lagi setelahnya. Sesekali saya melirik Smart Phone hitam saya. Jaringan naik turun. Seringnya turun. Jalur pelayaran tidak jauh dari darat sehingga kadang ada kesempatan mendapatkan signal. Pk 05.30 saya naik ke dek atas untuk mengabadikan matahari terbit di ufuk timur. Sungguh indah dan menenteramkan hati. Biarpun dengan mata kantuk, saya bertahan diatas selama dua jam setelah anak-anak saya menyusul.

Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan-pemandangan indah seperti Gunung Argopuro, Gunung Baluran, Gunung Agung dan Gunung Batur. Anak saya yang bungsu yang selalu senang untuk mengajak naik ke dek atas. Angin kencang dan goyangan kapal karena ombak sungguh terasa sensasional. Namun panas Terik hingga jelang sore.

Pegunungan di Karangasem, Bali, tampak dari  sisi starboard kapal (Dokpri) 
Pegunungan di Karangasem, Bali, tampak dari  sisi starboard kapal (Dokpri) 

Matahari terbit tampak dari sisi Portside Kapal, saat melewati Laut Jawa (Dokpri) 
Matahari terbit tampak dari sisi Portside Kapal, saat melewati Laut Jawa (Dokpri) 

Gunung Agung, Bali (Dokpri)
Gunung Agung, Bali (Dokpri)

Makanan berupa nasi box dibagikan pada pagi dan siang. Isinya nasi,sayur dan ikan. Atau kombinasi dengan ayam.

Kapal mendekat ke bagian Barat laut Pulau Lombok dan merapat di Pelabuhan Lembar pada pk 18.00 WITA. Dari dek atas kami menyaksikan Kapal memasuki area Port GIlimas dan lineup kapal-kapal yang sedang berada disana. Proses Roll out dimulai dengan keluarnya Truk dan Bus dulu karena mereka yang berada di dek Tengah. Sementara mobil pribadi dan motor menunggu, karena deck Tengah harus clear sebelum pintu dibuka dan mobil motor dapat naik dari bawah. 

Pukul 19.00 keempat buah Ban mobil menapak di Pulau Lombok. Rasanya senang sekali karena telah mencapai tujuan utama BMW X3 EXPEDITION ini yaitu Pulau Lombok. 

Kami menyetir 50 menit menuju Novotel Resort tempat kami menginap di Pantai Kuta, Kawasan Mandalika. Sambil mampir makan malam di Kawasan Pariwisata Mandalika, tepatnya dekat Jalan Mawun. 

Sebuah perkampungan yang bersebelahan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika yang penuh dengan tempat makan ataupun sekedar hang out minum Beer dan dipenuhi banyak tourist mancanegara. 

Kami makan di KRNK Grill & Bar yang saat itu ramai, dan Burger nya enak banget. Bagi yang penggila Burger dengan patty dan cheese berlimpah bisa order “King of Kuta”. Sementara malam itu saya dan Remi pesan yang 1 level dibawahnya; yaitu “Dirty Burger”. Diana dan Nathan pesan Mushroom Pizza. Setelah kenyang kami menuju Hotel. 

Kamar-kamar di Novotel Resort Lombok (Dokpri)
Kamar-kamar di Novotel Resort Lombok (Dokpri)

Nuansa etnik Kolam renang Novotel Resort yang menghadap langsung ke laut (Dokpri)
Nuansa etnik Kolam renang Novotel Resort yang menghadap langsung ke laut (Dokpri)

Novotel Resort Lombok bernuansa etnik dengan banyak elemen kayu, pohon kelapa, batu-batuan dan pasir. Lokasinya bersebelahan dengan Hotel Pullman yang juga termasuk Accor Group dan masih sangat baru. Sementara Novotel sudah beroperasi sejak tahun 1999 di Kuta, Lombok. Kamar deluxe yang kami tempati cukup luas, biarpun tergolong hotel lama namun perabotannya luxury dengan berbahan kayu-kayu yang berat. Setelah semua barang masuk ke kamar, kami mandi, bersantai hingga terlelap. Tidak sabar untuk main ke Pantai besok. 

Bersambung.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun