Menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga sangatlah penting. Setelah aktivitas keseharian yang punya ritme sangat cepat berintensitas tinggi, kita perlu manfaatkan momen di penghujung tahun dengan melambatkan pace, tekan cruise control dan nikmati liburan bersama keluarga.
Sejak Covid-19 merebak, saya sudah tidak pernah liburan sekeluarga, yang benar-benar liburan. Mungkin sesekali ke Bandung, atau staycation di Jakarta pernahlah beberapa kali. Namun belum pernah lagi liburan panjang bersama keluar kota. Terakhir kami lakukan itu waktu Liburan kenaikan kelas tahun 2019.Â
Kegemaran saya menyetir keluar kota dapat terpuaskan dengan mengkombinasikannya dengan liburan bersama istri saya; Diana dan kedua putra kami Remi dan Nathan.
Kami masih tergolong newbie memang, namun dengan memanfaatkan segala resource yang kami miliki serta disesuaikan dengan kemampuan, kami mencoba mewujudkan itu, mulai dari main di seputaran Banten; road trip ke Anyer, lalu Jawa Barat; Bandung, Cirebon, Garut, kemudian ke Jawa Tengah; Semarang, Solo, Yogyakarta, dan pada pertengahan tahun 2019 lalu, terealisasi Road Trip ke Bali.
Sebenarnya sebelumnya pun ke Bali juga sudah pernah dilakukan sekeluarga yaitu naik pesawat. Namun sensasi dan kebersamaan sungguh jauh berbeda dengan melakukan perjalanan panjang lewat darat. Seperti kata pepatah; "Focus on the journey, not the destination".
Pada bulan Desember 2023 lalu saya diberikan kesempatan untuk berkolaborasi bersama BMW BESTINDO, sebuah Dealer mobil BMW yang berlokasi di Bintaro Jaya sektor VII, yang sudah mendistribusikan mobil BMW di Indonesia sejak tahun 2006.
Kerja sama kami adalah membuatkan konten-konten menarik seputar perjalanan saya sekeluarga menaiki SAV (Sport Activity Vehicle) andalan BMW yaitu BMW X3 XDrive30i (BMW G01) dengan destinasi Pulau Lombok.
Perjalanan kami bertajuk "BMW X3 Expedition: Exploring Lombok's Beauty". Perjalanan ke Lombok juga sudah merupakan Hasrat saya sejak ramai dikembangkannya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
Saya sempat datang ke Lombok dan nonton MotoGP yang digelar untuk keduakalinya di Mandalika tanggal 16 Oktober lalu. Waktu itu saya juga sempat berkunjung ke Mataram dan Senggigi. Dalam hati saya berujar, "Saya harus membawa keluarga saya kesini!"
Perencanaan Perjalanan ini telah dimulai sejak September dengan merangcang Rute, tujuan wisata, target kuliner dan tempat menginap. Proposal saya baru disetujui oleh BMW Bestindo pada bulan November.
Perencanaan pun bisa semakin dimatangkan. Perjalanan akan menempuh estimasi 3,500 km selama 19 hari dan akan dibagi sebanyak delapan etape;
ETAPE 1 = Tangsel - Surabaya
ETAPE 2 = Surabaya - Lombok (menggunakan Kapal Ferry)
ETAPE 3 = Lembar - Kuta - Selong Balanak - Gunung Rinjani - Senggigi - Mataram
ETAPE 4 = Padang Bai - Nusa Dua - Sanur - Denpasar - Melasti - Ubud - Singaraja - Kintamani - Gilimanuk
ETAPE 5 = Ketapang - Banyuwangi - Malang - Batu
ETAPE 6 = Malang - Yogyakarta
ETAPE 7 = Yogyakarta - Bandung
ETAPE 8 = Bandung - Tangsel
Awalnya sampai akan ada sembilan Etape karena kami bermaksud mampir ke Bromo sebelum sampai ke Malang. Namun kami kemudian terpaksa mengurungkan rencana itu karena lokasi Bromo yang ramai pada masa liburan dan Diana juga sempat "tumbang". Kami skip Bromo dan langsung menuju Malang.
Beberapa faktor juga menjadi pertimbangan dalam memilih tempat menginap. Perjalanan jauh membutuhkan Hotel yang tidak harus mewah. Namun nyaman adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi.
Maksudnya begini, untuk apa liburan bila bukannya membuat makin segar, malah bikin tambah capek lalu ketika pulang malah menuai banyak sakit karena kecapean?
Tak apalah membayar mahal sedikit, asalkan kamar luas, sarapan mumpuni, ada pemandangan yang seru dan lokasi yang mudah diakses. Pikiran jadi fresh, hati pun jadi senang.
Jaringan Hotel Accor yang terdapat hampir di seluruh Kota yang kami singgahi serta dengan adanya program 25% discount di akhir tahun membuat saya teryakinkan untuk booking Novotel di Lombok, Mercure Nusa Dua di Bali, Ibis Adi Sucipto di Yogyakarta dan Pullman di Bandung.
Sementara di Surabaya dan Malang kami menginap di rumah sepupu, dan di Batu kami menginap di cottage milik teman.
Perjalanan ini bukannya hanya untuk bersenang-senang, namun punya objective yang jelas;
- Liburan edukasi bagi kedua putra kami. Mengajarkan agar mensyukuri keindahan alam dan kultur yang beranekaragam di Indonesia
- Berbagi experience berkendara BMW X3 XDrive30i kepada netizen melalui Youtube dan Sosial Media
Jadi bisa dikatakan bagi saya pribadi jalan-jalan kali ini dilakukan sambil bekerja. Tapi senang bisa bawa keluarga dan senangnya juga berkesempatan merasakan dan berbagi Driving Pleasure dalam mengendarai BMW X3. Bayangkan saja, Test Drive sepanjang 3500 km!
KEBERANGKATAN
Hari Minggu pagi tanggal 17 Desember 2023. Diana menyiapkan sarapan dan bekal untuk perjalanan, Sementara saya memasukkan barang-barang yang akan kami bawa. Dua koper berukuran medium dengan satu fitness bag besar masuk ke Roof Box diatas mobil. Sementara tiga bag pack, satu tas kamera, Cool box dan satu koper beroda milik si bungsu masuk ke bagasi.
Etape pertama mempunyai jarak tempuh 802 km, yaitu dari rumah kami di Ciputat, Tangerang Selatan menuju checkpoint pertama kami yaitu Apartment Gunawangsa di Jalan Tidar, Surabaya. Adapun apartment tersebut milik Glenn, sepupu saya bersama istrinya; Meity. Pasangan ini adalah Duo MC terkenal di Jawa Timur.
Keinginan berangkat pk 04.30 molor menjadi pk 06.00. Karena saya memperkirakan perjalanan bisa makan waktu dua belas jam. Siang nanti saya akan tahu bahwa saya keliru.
Selanjutnya kami berdoa sebelum perjalanan panjang ini, agar Tuhan menjaga kami dan semua yang kami rencanakan dalam perjalanan ini dapat terlaksana dengan baik.
Lalu kami masuk mobil, memasang sabuk pengaman, saya menekan tombol start engine, masukkan shifter ke D (drive), injak pedal gas perlahan dan perjalanan kami pun resmi dimulai.
Lalu lintas hari Minggu pagi yang lowong, serta kehadiran Tol MBZ lepas JORR menghemat waktu kami hingga dapat meninggalkan Jabodetabek dengan cepat. Sebenarnya saya berusaha untuk meminimalisasi jumlah perhentian. Artinya isi bensin, makan siang, beli kopi serta urusan ke Toilet sebisa mungkin dilakukan dalam sekali tepuk, atau dua.
Namun pada kenyataannya kami sampai berhenti di empat Rest Area berbeda sepanjang perjalanan menuju Surabaya. Beli kopi di Rest Area Km 102 A Cipali karena tak ada yang lebih nikmat dari segelas Cafe latte Starbucks di pagi hari, lalu isi Pertamax Turbo di Rest Area Km 338A, makan siang di Km 379 A Batang dan buang air kecil di Km 456 A Semarang.Â
Kondisi Tol lebih lengang selepas Semarang, sesekali mobil dengan mudah tembus kecepatan 180 kph. Tapi mohon jangan ditiru. Kami janjian makan sore bareng Glenn dan Meity, dan mereka menyarankan Ayam Goreng Jakarta asli di Jalan Tidar yang tidak jauh dari apartment.Â
Tak disangka kami tiba disana pk 16.00. Jauh-jauh datang, ternyata judul makannya Ayam Goreng Jakarta. Ayam kampung yang empuk, gurih, dengan pete, tahu dan sambal rumahan. Ditambah mie ayam dan Es campur, mantab banget.
Ternyata hari itu belum selesai. Kami lanjut lagi dibawa Glenn dan Meity ke Jalan Tunjungan. Sore jelang malam hari itu pk 19.00 dan hujan rintik-rintik. Jalan Tunjungan ramai. Banyak orang sepanjang pedestrian nongkrong di coffee shop ataupun tempat hang out lain sepanjang jalan tersebut. Kami parkir mobil di tepi jalan kemudian berjalan untuk browsing tempat mana yang asik.
Awalnya kami mau ngopi di Toko Kopi Padma, namun sayangnya penuh. Wangi kopi sudah membahana sejak kami buka pintunya. Terpaksalah kami pindah tempat dan akhirnya kongkow di Phermitage, Pantrysserie & Coffee House.Â
Malam pun tiba. Kami kembali ke apartment, bersih-bersih dan tidur. Bersiap untuk ke Pelabuhan Tanjung Perak besok.
Rasanya masih ingin lebih lama di Surabaya. Makan Soto Cak Kan, Mie Restu, Bebek Sinjay, Soto Buntut Cak Choirul.. Namun perjalanan panjang masih menanti.Â
Bersambung.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H