Regulasi pemerintah Indonesia juga menyentuh aturan kapasitas mesin, di mana mobil-mobil yang diproduksi di Indonesia harus memakai mesin dengan displacement (setidaknya mendekati) 1.0 L.Â
Maka diproduksilah Carry Gen-7; ST100 yang dipersenjatai dengan mesin 970 cc di tahun 1983 dengan julukan "Bagong" karena lampu dan grill yang menyerupai wajah salah satu tokoh terkenal dalam dunia Pewayangan itu.Â
Kehadiran ST100 bersamaan dengan diproduksinya saudaranya, yaitu Suzuki Every di Jepang, untuk memenuhi kebutuhan microvan dengan mesin lebih besar dan fokus untuk angkut penumpang.Â
Selanjutnya ST100 terus diproduksi hingga tahun 2009. Selama perjalanannya Carry Gen-7 tersebut mengalami peningkatan ukuran dimensi body dengan nama Super Carry Extra dan juga upgrade sistem bahan bakar menjadi Multi Point Injection sebagai implementasi regulasi EURO 2 pada tahun 2007.
Mitsubishi Minicab dibuat dan dijual oleh Mitsubishi Motors sejak 1966. Dan hadir melalui impor ke Indonesia setelah Generasi ke-3 nya -yaitu L100- yang dibuat pada tahun 1976.Â
Sayangnya Mitsubishi Krama Yudha Motors lebih fokus memperkenalkan dan menjual minibus Delica yang pakai platform "Colt" disini, dan memang terbukti Colt menjadi andalan Mitsubishi di Indonesia.Â
Minicab Gen-4 dibuat dari tahun 1987 hingga 1990, dan versi yang lebih lebar dengan bagian belakang yang lebih panjang dibuat dan dijual di Indonesia sebagai "Jetstar". Konon nama "Jetstar" berasal dari kombinasi "jet" (Daihatsu Hijet) dan "star" (lambang tiga berlian Mitsubishi yang terlihat seperti bintang).Â
Jetstar ditenagai oleh mesin tiga silinder (CB20) berkapasitas 993 cc dari Daihatsu Hijet, karena kala itu belum punya mesin yang sesuai dengan regulasi pemerintah terkait displacement 1.0 L atau mendekati.Â
Pada tahun 1991 Jetstar digantikan oleh Mitsubishi Colt T120SS, berdasarkan Suzuki Carry Gen-8. T120SS berjaya di market dan diproduksi hingga 2019.
