Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Perlukah Ban EV (Electric Vehicle) bagi Mobil Listrik Anda?

19 Februari 2023   16:12 Diperbarui: 20 Februari 2023   08:20 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plug-In Electric Vehicle (michelinman.com)

Demi mewujudkan hidup berkesinambungan, salah satu komitmen dunia adalah dengan menekan emisi yang dihasilkan oleh miliaran kendaraan yang ada di jalan. 

Gebrakan mobil hybrid hingga mobil listrik (Electric Vehicle/ EV) kini sangat diterima oleh masyarakat karena yakin inilah alternatif mobilisasi tanpa banyak mencemari lingkungan. 

(hyundaimotorgroup.com)
(hyundaimotorgroup.com)

Para produsen mobil berlomba membuat mobil listrik terbaik di kelasnya. Motorsport juga tak elak menjadi ajang pembuktian bagi para produsen mobil listrik untuk menentukan siapa yang terbaik.

Dari berita Reuters, para 29 pembuat mobil global berencana menghabiskan $ 300 miliar selama 5 hingga 10 tahun mendatang untuk membuat dan mengembangkan mobil listrik, dengan 45% dari investasi itu diproyeksikan akan terjadi di China.

Bagaimana kelanjutan trend mobil elektrik maupun Hybrid ke depan? 

Pasar mobil plug-in bergeser dari Hybrid ke arah All Electric, karena rasio global antara penjualan tahunan BEV (Battery Electric Vehicle) dan PHEV (Plug-In Hybrid Electric Vehicle) naik dari 56:44 pada 2012, menjadi 60:40 pada 2015, dan 69:31 pada 2018. Melihat trend nya, siapa yang tahu nanti di tahun 2030?

Plug-In Electric Vehicle (michelinman.com)
Plug-In Electric Vehicle (michelinman.com)

Jika bicara tentang mobil, tentu saja tidak bisa dipisahkan dengan ban. Selama mobil masih mengaspal di jalan raya, maka ban akan selalu menjadi media yang menghubungkan mobil dengan permukaan jalan. 

Mobil listrik tak ayal juga pakai ban. Pertanyaannya, apakah mobil listrik kudu pakai ban yang sama dengan ban yang dipakai para mobil dengan Internal Combustion Engine (ICE), atau ban yang berbeda? 

Ban-ban tersebut memang sama bulat dan sama warna hitam. Namun ban yang dipasangkan ke sebuah EV perlu punya beberapa kelebihan.

Sama seperti halnya berlari, penulis dan pembaca mungkin membutuhkan sepatu yang berbeda karena bobot yang berbeda. Mobil ICE dan EV juga demikian. Pasalnya, syarat yang harus dipenuhi ban harus sesuai dengan karakteristik EV. 

Mobil EV punya torsi tinggi hingga lebih cepat berakselerasi dibandingkan dengan mobil ICE, jadi ban punya tugas mengakomodir tenaga tersebut. Selain itu, EV lebih berat daripada mobil ICE karena baterainya. Jadi ban harus mampu menahan bobot lebih dari mobil ICE, tidak cepat aus dan memiliki daya tahan.

Ban EV Menopang Beban Lebih Berat

EV punya baterai yang sangat berat. Makin bertenaga mobilnya, makin besar dan berat pula baterainya. 

Baterai berat pada EV itu dipasang di lantai untuk menurunkan pusat gravitasi. Menyebabkan jarak antara sumbu roda depan dan belakang bertambah, hingga ruang cabin pun menjadi lebih besar, otomatis bobot bagi roda belakang juga bertambah. 

Oleh karena itu, ban harus mampu menahan gaya dan beban yang diberikan pada ban saat berubah arah. 

Sebagai contoh berat sebuah mobil listrik Mercedes-Benz EQS 450 4Matic adalah 2.539 kg, sedangkan sebuah Mercedes-Benz S500 4Matic dengan ICE beratnya hanya 2.091 kg. 

Kedua mobil ini tidak berada di platform yang sama, namun memiliki kelas ukuran yang sama dan hadir di segmen yang sama. EQS memiliki 454 kg lebih berat karena baterai yang sangat berat. 

Tentu saja seiring jalannya waktu para pakar dan designer EV akan terus berinovasi dan memperbaiki masalah berat pada EV ini. Namun untuk saat ini, adalah esensial bagi ban yang dipakaikan ke EQS untuk memiliki konstruksi yang baik demi tugas menopang beban yang begitu berat. Karena dengan bobot EQS yang terpusat di tengah akan membuat distribusi beban dinamis pada saat EV tersebut mengerem, menikung, dan berakselerasi.

Mercedes-Benz EQS (caranddriver.com)
Mercedes-Benz EQS (caranddriver.com)

Ban dengan Tingkat Kebisingan Sangat Rendah

Mengendarai sebuah EV yang tidak memiliki Mesin dan Transmisi terasa lebih senyap karena kebisingan mekanisnya yang relatif rendah; hanya suara minim dari motor listrik dan suara angin saat berkendara di jalan tol (tentu saja paket aerodinamika dan design cabin yang senyap berperan besar disini) serta gesekan ban dengan aspal akan terdengar lebih jelas. 

Berbeda dengan kendaraan ICE yang menghasilkan suara mesin, oper gigi, dan bahkan suara saluran gas buang, juga suara angin dan ban tadi. Maka faktor kemampuan rendah kebisingan pada ban EV menjadi sangat penting. 

Karena bila tidak, maka sepanjang perjalanan akan terdengar suara ban menggelinding di jalan dan sangat mengganggu. Ban Michelin Pilot Sport EV pada Hyundai IONIQ 5 dilengkapi dengan bahan ber-penyerap suara yang sangat ringan.

Hyundai Ioniq5 (hyundaimotorgroup.com)
Hyundai Ioniq5 (hyundaimotorgroup.com)

Sidewall (dinding ban) dan inner liner (sisi salam ban) nya memiliki material dengan tingkat resistensi rendah terhadap permukaan jalan. Selain itu, bahan yang sangat kaku membuat permukaan atas ban bagian dalam tetap tipis. 

Hal ini tidak hanya membantu mengoptimalkan traksi pada ban, tetapi juga mengurangi hambatan gulir dan meningkatkan area kontak (dengan permukaan jalan).

Michelin Pilot Sport EV (michelin.com)
Michelin Pilot Sport EV (michelin.com)

Ban EV Wajib Mengakomodir Torsi tinggi

Sebagian besar motor listrik menghasilkan torsi yang sangat besar secara lebih agresif dan seketika dibandingkan kebanyakan ICE. Hal ini menyebabkan terjadinya friksi yang lebih signifikan pada ban EV dibandingkan hampir semua mobil ICE di segmen yang sama. 

Tidak ada hatchback, shooting brake atau SUV ICE yang dapat mengimbangi kecepatan berakselerasi Tesla Model Y, biarpun mereka datang dari segmen yang kurang lebih sama. 

Hal ini jelas memperlihatkan bahwa ban untuk EV memiliki persyaratan yang jauh lebih besar yang harus dipenuhi dibandingkan ban mobil ICE di kelas ukuran yang sama.

Tesla Model Y (tesla.com)
Tesla Model Y (tesla.com)

Ban EV Wajib Punya Tingkat Keausan Lebih Rendah

Ban EV punya tingkat keausan 20% lebih cepat dibandingkan ban mobil ICE, hal ini disebabkan torsi pada EV yang menghasilkan kecepatan akselerasi tadi. Maka sejak awal, ban EV berfokus pada ketahanan abrasi. 

Namun seiring jalannya waktu, Ban EV terus dikembangkan dengan dibuat dari material tapak yang di reinforce, hingga memiliki tingkat keausan lebih rendah yaitu 30% lebih baik dibandingkan dengan ban mobil ICE saat ini.

Jadi perlukah memakai ban yang diperuntukkan EV bagi EV Anda? Tentu saja perlu, agar performa mobil EV anda maksimal, well-maintained, kenyamanan pengendara tetap terjaga dan terpenting; safety.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun