Anda juga pasti selalu penuh dengan senyum dan tawa jika hanya perlu bekerja setahun sekali, seperti Santa Claus. Selalu riang dengan tawa khas nya "Ho ho ho" yang terdengar sebelum ia mengucapkan "Merry Christmas". Â Â
Berambut putih serta kumis dan jenggot putih yang rimbun, jelas sekali usia tidak menghambatnya untuk bergerak lincah dengan membawa karung besar yang berisi banyak hadiah natal dan melompat dari atap rumah satu ke yang lain.Â
Disertai memakai Jacket musim dingin berwana merah dan senada dengan topi hangat dan celana tebalnya, serta sepasang sepatu boots tinggi berwarna hitam, penampilan Santa Claus sangat ikonik dan menjadi pop culture di Amerika Serikat dan sebagian wilayah Eropa sejak memasuki abad ke-19.
Di setiap malam Natal, dengan Kereta salju yang ditarik oleh delapan rusa terbang Santa Claus datang ke rumah-rumah dan membawakan hadiah natal. Delapan rusa tersebut bernama Dasher, Dancer, Prancer, Vixen, Blitzen, Comet, Cupid dan Donner. Diluar kawanan rusa tersebut ada yang datang belakangan sebagai additional, yang sebenarnya tidak termasuk dalam pakem awal, yaitu Rudolph si rusa berhidung merah dalam bentuk buku cerita dan lagu di tahun 1939.
Standard Operation Procedure Santa Claus adalah menyambangi rumah-rumah yang penghuninya masuk dalam Daftar Anak berkelakukan baik. Setelah mendarat di atap rumah yang ditujunya, Santa Claus masuk lewat cerobong asap. Kemudian di dalam rumah itu ia akan meletakkan hadiah-hadiah dibawah Pohon Natal dan Kaus Kaki yang digantung. Jika ia beruntung, akan ada sepiring cookies dan segelas susu yang sudah disiapkan oleh penghuni rumah baginya. Kemudian ia akan naik kembali ke kereta saljunya dan terbang bersama rusa-rusanya.
Asal-usul Tokoh Santa Claus
Bermula pada publikasi anonim puisi dengan judul "A Visit from St. Nicholas" (lebih dikenal sekarang sebagai "The Night Before Christmas") di Troy, New York, Sentinel pada 23 Desember 1823. Penulisnya adalah Clement Clarke Moore. Mengisahkan tentang petualangan Saint Nicholas mengendarai kereta salju dengan ditarik delapan rusa dalam mengantarkan hadiah untuk anak-anak.
Karakter Santa Claus modern yang kita kenal ini didasari oleh sejarah Santo Nikolas dan beberapa cerita rakyat dengan karakter Bapa Natal (Father Christmas) dari Inggris dan karakter Sinterklaas dari Belanda.
Santo Nicholas yang hidup pada abad ke-2 dan Uskup di Myra (Demre di propinsi Antalya di Turki). Dalam salah satu event yang membuatnya terkenal dalam hidupnya, ia menyelamatkan tiga gadis dari pemaksaan prostitusi dengan menjatuhkan sekarung koin emas melalui jendela rumah mereka setiap malam selama tiga malam sehingga ayah mereka bisa membayar mahar bagi mereka masing-masing. Selain itu, kisah terkenal lainnya menceritakan Santo Nicholas membangkitkan tiga anak yang telah dibunuh dan diasinkan dalam air garam oleh seorang tukang daging yang berencana menjualnya sebagai babi ketika masa sulit kelaparan.
Father Christmas dikenal pada abad ke-16 di Inggris dan digambarkan sebagai seorang pria besar dalam jubah hijau atau merah yang dilapisi dengan bulu. Ia melambangkan semangat keceriaan saat Natal, membawa kedamaian, kegembiraan, dan pesta. Father Christmas digambarkan dalam ilustrasi John Leech tentang "Hantu Hadiah Natal" dalam kisah klasik dari Charles Dickens berjudul A Christmas Carol (1843).
Di Belanda dan Belgia, dikenal dengan karakter Sinterklaas, berdasarkan Saint Nicolas. Sinterklas dikenal sebagai de Kerstman dalam bahasa Belanda ("pria Natal") dan Pre Nol ("Bapa Natal") dalam bahasa Prancis. Untuk anak-anak di Belanda, Sinterklaas tetap lebih mendominasi dibandingkan Santa Claus.
Seiring berlalunya waktu, Santa Claus berkembang dalam budaya populer menjadi orang yang besar dan bertubuh kekar. Salah satu seniman pertama yang mendefinisikan citra modern Santa Claus adalah Thomas Nast, seorang kartunis Amerika abad ke-19 yang mengabadikan Santa Claus dengan ilustrasi dalam kereta luncur yang ditarik oleh rusa kutub. Nast mengembangkan kisah Santa Claus dengan menggambarkan bagaimana ia tinggal di daerah bernama Santa Claussville di Kutub Utara pada tahun 1869, dalam puisi berjudul "Santa Claus and His Works" oleh George P. Webster.
Santa Claus makin populer melalui iklan Coca-Cola edisi Natal pada 1930-an. Hingga masyarakat Amerika mengira bahwa karakter Santa Claus diciptakan oleh The Coca-Cola Company. Karena Santa Claus memakai warna merah dan putih yang dimana merupakan Brand Color Coca-Cola.
Hingga Natal tahun 2021 ini, sudah tak terhitung bagaimana banyaknya dan berkembangnya fenomena Santa Claus dalam kisah-kisah fiksi pada film, buku, mainan, merchandise, wahana bermain dan masih banyak lagi. Â Setiap tahun seluruh pusat perbelanjaan, pabrik mainan, toko-toko busana, para retailers dan Department Stores menuai banyak untung dari event Christmas dan tentu saja karakter Santa Claus itu sendiri. Beberapa kalangan bahkan berpendapat bahwa fenomena Santa Claus membuat anak-anak menjadi matrealis dengan menginginkan reward dari setiap perbuatan baik yang mereka lakukan.
Namun terlepas dari semua itu. Karakter Santa Claus sesungguhnya ingin mengajarkan kita untuk selalu positive thinking, antusias dan senang memberi. Semua itu jelas patut kita contoh dan kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak harus dengan hadiah yang mewah dan pada hari Natal saja, namun dengan membantu kekasih-kekasih, sahabat, teman atau bahkan orang lain yang membutuhkan pertolongan. Kiranya damai selalu menyelimuti kita semua. Salam kasih dan sehat selalu. Ho ho ho ho :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
