Father Christmas dikenal pada abad ke-16 di Inggris dan digambarkan sebagai seorang pria besar dalam jubah hijau atau merah yang dilapisi dengan bulu. Ia melambangkan semangat keceriaan saat Natal, membawa kedamaian, kegembiraan, dan pesta. Father Christmas digambarkan dalam ilustrasi John Leech tentang "Hantu Hadiah Natal" dalam kisah klasik dari Charles Dickens berjudul A Christmas Carol (1843).
Di Belanda dan Belgia, dikenal dengan karakter Sinterklaas, berdasarkan Saint Nicolas. Sinterklas dikenal sebagai de Kerstman dalam bahasa Belanda ("pria Natal") dan Pre Nol ("Bapa Natal") dalam bahasa Prancis. Untuk anak-anak di Belanda, Sinterklaas tetap lebih mendominasi dibandingkan Santa Claus.
Seiring berlalunya waktu, Santa Claus berkembang dalam budaya populer menjadi orang yang besar dan bertubuh kekar. Salah satu seniman pertama yang mendefinisikan citra modern Santa Claus adalah Thomas Nast, seorang kartunis Amerika abad ke-19 yang mengabadikan Santa Claus dengan ilustrasi dalam kereta luncur yang ditarik oleh rusa kutub. Nast mengembangkan kisah Santa Claus dengan menggambarkan bagaimana ia tinggal di daerah bernama Santa Claussville di Kutub Utara pada tahun 1869, dalam puisi berjudul "Santa Claus and His Works" oleh George P. Webster.
Santa Claus makin populer melalui iklan Coca-Cola edisi Natal pada 1930-an. Hingga masyarakat Amerika mengira bahwa karakter Santa Claus diciptakan oleh The Coca-Cola Company. Karena Santa Claus memakai warna merah dan putih yang dimana merupakan Brand Color Coca-Cola.
Hingga Natal tahun 2021 ini, sudah tak terhitung bagaimana banyaknya dan berkembangnya fenomena Santa Claus dalam kisah-kisah fiksi pada film, buku, mainan, merchandise, wahana bermain dan masih banyak lagi. Â Setiap tahun seluruh pusat perbelanjaan, pabrik mainan, toko-toko busana, para retailers dan Department Stores menuai banyak untung dari event Christmas dan tentu saja karakter Santa Claus itu sendiri. Beberapa kalangan bahkan berpendapat bahwa fenomena Santa Claus membuat anak-anak menjadi matrealis dengan menginginkan reward dari setiap perbuatan baik yang mereka lakukan.
Namun terlepas dari semua itu. Karakter Santa Claus sesungguhnya ingin mengajarkan kita untuk selalu positive thinking, antusias dan senang memberi. Semua itu jelas patut kita contoh dan kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak harus dengan hadiah yang mewah dan pada hari Natal saja, namun dengan membantu kekasih-kekasih, sahabat, teman atau bahkan orang lain yang membutuhkan pertolongan. Kiranya damai selalu menyelimuti kita semua. Salam kasih dan sehat selalu. Ho ho ho ho :D