Bahkan yang bukan seorang Gamer sejati pun akan merasa sangat familiar ketika melihat sebuah gambar 8-bit dengan warna dasar, gambar dua dimensi dengan pixel dan lagu instrument yang khas.Â
Sebuah figure kecil Nampak berlari dan melompat, meninju box dengan question mark, box mengeluarkan jamur dan ketika figure itu mengenai jamur tersebut, figure itu bertumbuh besar.
Siapa tak kenal Mario? Tukang ledeng berkebangsaan Italia dan Amerika serikat ciptaan Game Designer bernama Shigeru Miyamoto. Dengan kumis khas serta Topi dan overall merah yang senada dengan logo "M", mascot dari pencipta Console terkemuka dari Jepang; Nintendo Co., Ltd.
Tiga puluh lima tahun berlalu, kini Mario Bersama saudaranya; Luigi, serta Yoshi, Mushroom, Bowser, Pricess Peach dan lainnya kembali lagi kita temui dengan format 3-D Computer Graphic serta special effect yang memukau. Namun untuk sampai kesitu, yuk kita kilas balik ke tiga puluh lima tahun.. Atau lebih tepatnya tiga puluh tujuh tahun silam.
Sebelum punya platform game sendiri, Mario tampil pertama kali di Arcade (mesin permainan) Donkey Kong pada tahun 1981, sebagai karakter Carpenter/ Tukang kayu bernama "Jumpman". Inilah karakter pertama di dalam dunia video game yang bisa melompat.
Pemain mengontrol Jumpman untuk menuju keatas dengan menghindari banyak barrel yang dilempar oleh Donkey Kong, demi menyelamatkan Pauline. Tak disangka karakter Jumpman justru disukai oleh para gamer serta menuai respond positive.
Miyamoto pun memperluas cakupannya dengan menciptakan karakter Mario dari Jumpman, dan menciptakan platform game nya sendiri. Nama "Mario" diambil dari nama Mario Segale; pemilik lahan Kantor perwakilan Nintendo di Tukwila, Washington. Dengan berkumis tebal, baju overall dan topi yang dikenakan Mario, maka Mario dibuat berprofesi sebagai Plumber/ Tukang Pipa.
Pada tahun 1983 Game "Mario Bros" mendarat di Arcade. Mario Bersama saudara kembarnya; Luigi memerangi Shellcreeper, Sidesteper, Fighter Fly dan Slipice yang keluar dari pipa-pipa dibawah saluran air kota New York. Mario Bros menjadi Game berbasis Arcade tersukses ke-3 di Jepang pada tahun itu.
Pada tahun 1979 Nintendo ekspansi ke Amerika untuk mengembangkan permainan Arcade serta Handheld (alat permainan portable) Game & Watch (yang saat itu booming dengan penjualan empat puluh tiga juta unit terjual di dunia) dengan menunjuk salah satu vendor yang bertempat di New York.
Dan para tahun 1983, Nintendo memperkenalkan Famicom (Family Computer); video games dalam kemasan mesin game yang dihubungkan ke Televisi. Selain karena ingin menghadirkan permainan Arcade seperti Donkey Kong ke rumah-rumah, juga tengah bersaing dengan Atari 2600 dan Sega SG1000.
Namun sayang karena resesi yang menimpa Industri Video Games di Amerika pada tahun 1983-1985, maka juga terasa bagi pemasaran Famicom di sana. Nintendo pun men-design ulang Console Famicom serta Cartridge dengan bergaya seperti layaknya Cassette Video Player pada masa itu. Tetap dengan berbasis computer 8-bit, lahirlah Nintendo Entertainment System (NES).
Dengan multiplayer mode, maka dua pemain bisa bermain bergantian dengan masing-masing memainkan Mario dan Luigi. Juga seperti adventure Game pada umumnya di masa itu, menganut side-scrolling platformer; yaitu main dengan mengontrol karakter mulai dari kiri layar, lalu terus bergerak ke kanan, melalui berbagai rintangan hingga finish.
Petualangan Mario dan Luigi kali ini berada di Mushroom Kingdom dan bertujuan menyelamatkan Pricess Toadstool dari cengkeraman Bowser yang kita kenal dengan nama King Koopa, serta memutuskan mantra sihir yang menyelimuti Mushroom Kingdom.
Dalam perjalanannya, Mario dan Luigi harus melumpuhkan para Koopa Troopas (Koopa's Troopers) yang menghadang. Dengan Super Mushroom, Mario dan Luigi akan bertambah kemampuannya yaitu dapat melumpuhkan musuh tidak hanya dengan menginjaknya, namun juga dengan menembakkan bola.
Nintendo juga berinovasi menciptakan NES dalam bentuk portable, dinamai Game Boy. Ditenagai baterai AA atau adaptor, Game Boy pun jadi hits di Jepang, Amerika hingga Eropa. Super Mario Land dan dua sekuelnya  tampil di Game Boy.
Tahun 1990 Super Famicom dengan computer graphic 16-bit hadir di Jepang. Dengan kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik, Super NES menyusul setahun kemudian untuk pasar Amerika.
Pada tahun 1993 Super Mario Bros: The Lost Levels sebagai bagian dari Super Mario All-Stars untuk Super NES.
September 2001, Melanjutkan 64, Nintendo merilis GameCube. Tampil bersamanya adalah Super Mario Sunshine.
November 2006, Nintendo menjawab tantangan Microsoft XBOX dan Sony Playstation 3 dengan meluncurkan Nintendo Wii. Dengan Wii controller yang didesain khusus untuk mendeteksi gerakan pemain, untuk menggerakkan karakter pada Game. Hadir pula Super Mario Galaxy beserta sekuelnya dan New Super Mario Bros Wii dalam melanjutkan perjalanan Super Mario di console ini.
Tahun 2012 Nintendo Wii U merilis Super Mario 3D World serta New Super Mario Bros U dan New Super Luigi U. Serta 2015 merilis Super Mario Maker.
Pada tahun 2016, tim di balik New Super Mario Bros, merilis Super Mario Run, game smartphone pertama Nintendo dan salah satu dari sedikit contoh game Mario yang dikembangkan untuk hardware non-Nintendo. Di era mobile games ini Mario telah menemukan jalannya untuk bisa didistribusikan lewat Apple atau Google Play Store.
Tahun 2017 Super Mario Odyssey dirilis di Nintendo Switch.
Franchise Mario juga banyak menyentuh berbagai segment game seperti Racing, misalnya Mario Kart, Sports; Mario Golf, Mario Tennis, RPG, Puzzle dan masih banyak lagi.
Pada tanggal 18 September kemarin, Nintendo juga merilis "Super Mario 3D All-Stars," kompilasi dari tiga game Mario generasi terkini dalam franchise yaitu "Super Mario 64," "Super Mario Sunshine" dan "Super Mario Galaxy," dengan graphic yang ditingkatkan untuk Nintendo Switch. Sayangnya Nintendo memproduksinya sebagai Limited Edition, dan game tersebut akan tersedia hanya hingga 31 Maret 2021.
"Saya berharap orang-orang yang memainkan game ini sebelumnya.'' akan memainkannya lagi, seperti yang saya lakukan. Ini tidak hanya membawa nostalgia, tetapi juga memungkinkan mereka menemukan banyak hal menyenangkan yang belum mereka temukan, "kata Kenta Motokura, yang menyutradarai "Super Mario Odyssey "dan memproduksi" Super Mario 3D All-Stars. "
"Tidak peduli dunia apa yang ia hadapi, Mario tetaplah Mario." kata Yoshiaki Koizumi, yang memproduksi "Super Mario 3D Land" dan "Super Mario 3D World," antara lain.
Dunia Mario juga telah berkembang menjadi taman hiburan, termasuk Super Mario World di Jepang dan satu di Hollywood yang masih dalam tahap pembangunan. Ini tentu saja merupakan bagian dari strategi untuk memberikan pengalaman interaktif yang berbeda kepada para gamer, kata Miyamoto.
"Bahkan dengan format karakter yang sama, Nintendo berusaha untuk membuat konten setiap game berbeda dan baru", kata Motokura.
Ini juga harus penuh aksi, kata Takashi Tezuka, sutradara dan produser game 2D Super Mario. "Pada dasarnya apa pun bisa terjadi jika permainan itu menyenangkan."
Nintendo selalu mengemas produk unggulannya dengan berhati-hati dan tetap setia pada brand, dengan memikirkan tentang sejarah dan masa depannya, katanya.
Keberhasilan Nintendo akan lebih sulit dicapai jika bukan karena Atari yang menurun di pertengahan 80-an, yang berjuang untuk menemukan permainan yang sukses setelah Pong dan Pac-Man, di era awal video games.
Itu adalah kemunduran serius bagi manufaktur video game Amerika, kata Laine Nooney, asisten profesor dan sejarawan video game di New York University. "Ini memberi Nintendo kesempatan untuk mengubah wajah video game. Ini bukan computer, melainkan mainan. Dan tidak ada game yang lebih menyenangkan daripada 'Super Mario Bros' milik Nintendo."
"Untuk semua kritik yang mungkin mengatakan video game penuh dengan kekerasan dan pertumpahan darah, Mario si tukang ledeng berkumis tetap menjadi wajah paling dikenal dalam industri video game di seluruh dunia," kata Nooney.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H