Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendadak Guru di Kala Pandemi

26 Mei 2020   18:46 Diperbarui: 26 Mei 2020   18:38 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayah mengajarkan anak|daycarehotline.com

Ibu dan anak|alamy.com
Ibu dan anak|alamy.com
Bayangkan begini; standard anak yang duduk di bangku kelas III SD dan keatas adalah datang ke sekolah pk 06.45 hingga selesai pelajaran pada pk 14.45. Itu berarti anak menghabiskan waktu delapan jam dalam sehari berada di lingkungan sekolah, Bersama teman-teman dan para Guru. 

Itu adalah hampir 50% dari waktu sehari, jika sudah dikurangi waktu tidur mereka. Delapan jam di sekolah, delapan jam di rumah dan delapan jam tidur dari malam hingga pagi. 

Di sekolah para anak kita mempelajari banyak sekali hal. Bukan hanya Matermatika dan Bahasa Indonesia, melainkan bersosialisasi, bagaimana bermain Bersama, berbagi, bekerjasama, berkomunikasi yang baik, berekspresi dan masih banyak lagi. 

Naaah delapan jam di sekolah itu kini sementara dikompensasi di dalam rumah. Tantangan bagi kita orangtua bagaimana agar hal-hal tersebut diatas dapat dikonversi menjadi kegiatan-kegiatan positif di rumah.

Anak harus rajin membaca|Dokpri
Anak harus rajin membaca|Dokpri
Di masa pandemic ketika para buah hati kita harus mendapat pelajaran-pelajaran dari Sekolah melalui Google Meet dan Google Classroom, itu justru menjadi kesempatan bagi kita para orangtua untuk bisa lebih terlibat dalam kegiatan anak; bagaimana ia menyerap pelajaran dan mengerjakan soal-soal yang diberikan padanya. Kita mendadak jadi Guru. Karena tidak bisa menyerahkan sepenuhnya kepada Guru si anak yang saat ini tidak bisa ada untuk mengajar mereka.

Ini merupakan pengalaman baru bagi mereka sebagai siswa, bagi para Guru yang menjadi pengajarnya dan juga bagi kita sebagai orangtua yang kudu mengawasi jalannya proses itu agar efektif dan efisien. 

Sesungguhnya homeschooling bagi para siswa sekolah bagus dalam menselaraskan pemikiran mereka akan kemajuan jaman. Memberikan new experience. Video meeting selain untuk tatap muka dengan guru, bisa jadi obat kangen bagi siswa untuk bertemu dengan para teman biarpun hanya lewat layar LCD.

Google Meet para siswa dengan Guru|Dokpri
Google Meet para siswa dengan Guru|Dokpri

Putra saya sudah belajar di rumah sejak tengah Maret lalu. Pelajaran-pelajaran yang diberikan dari sekolahnya tidak banyak. Hanya dua mata pelajaran per hari; video meeting dengan Guru di Google Meet dilanjutkan baca materi dan kerjakan soal di Google Classroom. 

Setiap hari mulai dari jam 8 pagi, dan selesai jam 10 atau jam 11 siang. Setelah selesai, lalu apa? Santai nonton TV atau bahkan main game boleh-boleh saja. Tapi perlu diatur agar tidak berlebihan. Dan juga agar anak mengerti bahwa sebenarnya ini adalah hari Sekolah. Bukan hari libur yang membuat mereka bisa "leha-leha".

Beberapa contoh tugas sekolah anak saya; dari mata pelajaran Seni Rupa, berupa gambar atau pekerjaan tangan. Setelah selesai, difoto lalu di submit di Google Classroom. Di sub menu Classwork tiap Mata Pelajaran, ada take picture button dan submit button. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun