Mobil yang kita kendarai menggunakan empat Ban. Dan setiap Ban mengalami kontak terhadap permukaan jalan, juga menopang beban yang berbeda dalam kondisi berbeda pula.
Rotasi Ban bertujuan membuat Ban lebih awet dengan menciptakan kondisi wear yang sama untuk keempat Ban yang dipakai pada mobil tersebut.Â
Habisnya Ban pada mobil yang kita kendarai bisa jadi tidak merata dikarenakan beberapa hal: gaya mengemudi, kondisi jalan, distribusi beban kendaraan, perawatan dan sebagainya. Perbandingan wear antara Ban yang satu dengan yang lain sangat tipis dan efeknya akan terasa dalam pemakaian jangka panjang.
Dengan merotasi Ban secara berkala mampu menghasilkan pemakaian Ban yang merata, pengendalian yang lebih baik, meningkatkan traksi pada masing-masing Ban dan daya tempuh (mileage) Ban lebih jauh.
Masyarakat berprofesi seperti yang disebutkan barusan menempuh rute sehari-hari yang kurang lebih sama. Jika dengan merotasi Ban bisa membuat Ban lebih awet hingga 20% dan memperpanjang mileage, kenapa tidak?
Anggaplah jika mobil seorang pekerja swasta menempuh perjalanan 80 km per hari selama hari kerja dan 100 km per hari selama hari libur; maka akan mencapai 2600 km per bulan, sama dengan 15,600 km per enam bulan, sama dengan 31,200 km per tahun, sama dengan 62,400 km per dua tahun.Â
Ini hanya rata-rata. Dengan kondisi jalanan, iklim di Indonesia, dan kualitas Ban menengah (ataupun kebawah) bermerk yang paling banyak di Indonesia, hampir pasti pekerja swasta tersebut akan ganti Ban dalam satu setengah tahun.Â
Rotasi Ban pada umumnya dilakukan 7,000 s/d 13,000 km sekali. Untuk mudahnya, dapat dilakukan ketika sedang lakukan service ganti oli.Â
Dan Rotasi Ban akan lebih efektif ketika Spooring dan Balancing dilakukan juga dengan rutin. Rotasi Ban akan menciptakan pemakaian Ban yang merata dengan memberikan kesempatan bagi keempat Ban tersebut berganti posisi dan mengalami kondisi yang dialami Ban satu dengan lainnya.
Ban yang awet akan dapat membantu kita dalam menghemat penggunaan uang. Kebanyakan mobil di Indonesia memakai ukuran Ban yang sama di depan maupun belakangnya.Â
Agak berbeda dengan sedan atau SUV mewah asal eropa semisal BMW dan Mercedes-Benz terkini yang sudah mengusung banyak piranti keselamatan dan ukuran Ban yang berbeda antara depan dan belakang. Jika sudah begini maka faktor ekonomis yang dapat diperoleh dari merotasi Ban sudah tidak relevan lagi.
Untuk Sedan dan beberapa jenis MPV di Indonesia, sistem penggerak kebanyakan menganut Front Wheel Drive atau Penggerak Roda depan. Ini berarti kedua Ban depan menanggung berat mesin, Transmisi, melakukan perubahan arah, berakselerasi dan mengerem. Jika demikian maka akan lebih cepat habis dari dua Ban yang posisinya ada di belakang.
Ban Asymmetric mempunyai pattern yang berbeda antara sisi kiri dan kanan, design berbeda pada bagian dalam maupun luar nya. Bahan karet pada bagian luar diperkuat (reinforced) agar mampu hadapi beban saat terjadi gaya sentripetal saat mobil menikung.
Bagian dalam berguna untuk mengevakuasi air sebanyak-banyaknya saat melewati permukaan jalan basah. Maka pada dinding Ban ini ada panduan "inside" dan "outside". Rotasi depan, belakang ataupun berseberangan juga dapat dilakukan pada Ban dengan jenis pattern ini namun tetap sesuai rules inside dan outside.
1. Forward cross - untuk mobil berpenggerak roda depan/ Front Wheel Drive (FWD)
Ban depan pindah secara sejajar ke belakang dan Ban belakang pindah ke depan dengan bersilangan
2. Cross pattern - untuk mobil berpenggerak roda depan/ Front Wheel Drive (FWD)
Ban depan pindah ke belakang dengan bersilangan dan Ban belakang pindah ke depan juga dengan bersilangan.
3. Rearward cross -- untuk mobil berpenggerak roda belakang/ Rear Wheel Drive (RWD) dan penggerak empat roda/ Four Wheel Drive (4WD)
Dalam jajaran Passenger Car Tires juga ada Ban dengan pattern Directional. Design pattern Ban ini mengharuskan arah putar Ban sesuai dengan penunjuk arah yang tertera pada dinding Ban. Design pattern seperti ini bertujuan agar grip maksimal.
Biasanya yang seperti ini adalah Sport Range Tires. Ban Directional hanya dapat dirotasi ke depan ataupun ke belakang saja pada sisi yang sama.
4. Front to back
Ban depan ke belakang dan Ban belakang ke depan
5. Side to side (bagi Ban Staggered, Asymmetric atau non-directional)
Ban depan kiri ke depan kanan dan sebaliknya. Ban belakang kiri ke belakang kanan dan sebaliknya. Ketika dirotasi Ban sebaiknya di balance ulang.
Jika mobil anda menggunakan Ban Symmetric, non-directional, ukuran sama depan dan belakang dan punya Ban cadangan yang sama juga ukurannya, maka ada skenario Rotasi dengan melibatkan Ban cadangan.
Mohon baca dulu dengan seksama Manual Instruction pada mobil anda yang menerangkan soal rotasi Ban dengan skenario ini, jika ada. Jika tidak, anda bisa melakukan ini;
Ban belakang pindah bersilangan ke depan. Ban kiri depan pindah sejajar ke belakang. Ban cadangan pindah ke kanan belakang. Ban kanan depan dijadikan cadangan.
7. Rearward cross -- untuk mobil berpenggerak roda belakang/ Rear Wheel Drive (RWD) dan penggerak empat roda/ Four Wheel Drive (4WD)
Kedua Ban belakang pindah sejajar ke depan. Ban kanan depan ke kiri belakang. Ban cadangan ke kanan belakang. Ban kiri depan jadi cadangan.
Jadi silakan mencoba skenario rotasi Ban yang mana yang sesuai dengan kondisi mobil kesayangan anda. Agar performa Ban maksimal dan awet. Mengemudi nyaman dan aman demi mobilitas di Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H