Mohon tunggu...
Andre Junior
Andre Junior Mohon Tunggu... -

Dikenal bandel dan keras kepala sejak kecil, dengan hobi menggambar, menulis, dan membaca buku yang keterlaluan. Lebih mendahulukan beli buku ketimbang beli baju. www.andrejr.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melantjong Petjinan Soerabaia 3

15 Juni 2010   08:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:32 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Haiyaaaa..! Oewe gembila sekali bisa ikut melantjong petjinan kali ini aaa... Soalnya njang peltama sama kedua, oewe tidak bisa ikutan. Tapi tunggu dulu, ini melantjong kok ke kubulan, oewe takuut..!" "Melantjong Petjinan Soerabaia 3" diadakan oleh grup Jejak Petjinan, ini adalah yang kali ketiga, tetap unik, menarik, dan nyentrik.

Tujuan pertama adalah tempat pembuatan Batu BongPay "Tjwan Tik Sing" (Nisan Praloyo). Alamatnya ada di Jalan Bunguran, atau kalo di dunia lain, eh dunia maya, www.bongpay.com. Bisa melayani pesanan via online, wkwkwkwk..!

Aku juga baru tau, kalo di batu nisan, warna kuning emas menunjukkan orangnya udah meninggal, sedangkan yang masih hidup ditandai dengan warna merah. Nanti kalo yang warna merah meninggal, tinggal ditumpuk dengan warna emas.


Dari BongPay, angkot menuju ke ARIO. Eh, angkot?? Ya, kita semua bukan naik mobil pribadi, tapi angkot. Saya sendiri baru pertama kali ini naik angkot di Surabaya Kalau ARIO pasti banyak yang udah tau. Tapi kebanyakan orang taunya "ARIO Pembuat Petimati". Tapi sebenarnya, ARIO Memorial Service, Inc. adalah bisnis hiburan, semacam EO, begitulah ;-) Itu menurut Pak Ario Karyanto, pemilik ARIO.

[caption id="attachment_167666" align="aligncenter" width="500" caption="Paling kanan: Pak Ario. Yang di tengah adalah Yohana, putri semata kaki, eh, semata wayang, yang mbelani sekolah ke USA belajar pemakaman dan tetek bengeknya. Sedangkan yang paling kiri adalah menantunya"][/caption]

Pak Ario beserta stafnya menemani para pelantjong melihat2 koleksi peti matinya. Barangkali ada yang suka dengan salah satu desain 'hardcase' yang ada di sana

[caption id="attachment_167670" align="aligncenter" width="500" caption="Tapi beneran lho, ada pula yang sudah memesan, padahal belum meninggal. di foto kanan atas, yang ada kain merahnya, itu udah dipesan seseorang. Ada2 aja..."][/caption] [caption id="attachment_167671" align="aligncenter" width="500" caption="Dipilih, dipilih..! Anda suka warna putih? Atau coklat gelap, supaya tidak cepat kotor? Monggo..."][/caption]

Perhentian ketiga, Kuburan Kembang Kuning dan Krematorium Eka Praya. Pembakaran jenasah memakan waktu sekitar 2.5 jam dan memerlukan bahan bakar sekitar 200-250 liter Pertamax, eh, solar.

[caption id="attachment_167678" align="aligncenter" width="500" caption="Di belakang kantor makam kembang kuning, ada kampung penduduk yang dahulunya bekas makam juga. Terbukti, masih ada bekas2 makam yang sangat terawat. Di samping2nya dibangun rumah, gak wedi blasss! "][/caption]

Mumpung cuaca mendung, lanjut lagi ke Kuburan SimoKwagean. Sebenernya kuburan2 seperti ini juga merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang di Surabaya tidaklah banyak. Bisa berfungsi sebagai paru-paru kota. Mau prewed di sini..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun