Berhasil membangun shopping mall alias pusat belanja yang modern dan megah dengan tenant occupancy yang sudah penuh di dalamnya & traffic customer tinggi saat opening, apakah sudah bisa dibilang sukses?
Coba cek 2-3 tahun kemudian, apakah trend traffic customer terus naik dengan tenancy sales yang juga meningkat? Atau malah sebaliknya? Traffic mall stagnan bahkan turun, tenant satu persatu pull-out dan tenancy sales juga anjlok!
Membangun mall yang sukses memang bukan perkara fisik bangunannya terbangun sesuai jadwal dan okupansi tenant penuh belaka, tapi juga bagaimana growth traffic customer dan tenancy sales-nya positif bukan hanya pada saat opening week, tapi juga beberapa tahun kemudian ketika honeymoon period telah terlewati. Bahkan hingga puluhan tahun kemudian, mall masih bisa bertahan di tengah gempuran kompetitor maupun trend customer yang terus berubah & berkembang.
Ada beberapa resep bagaimana membuat mall yang sukses yang bisa diaplikasikan sesuai target market dan positioning mall:
1. Tenancy MixÂ
Komposisi tenant yang baik dan tepat sesuai segmen market yang dituju menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Pengelola mall harus paham dengan lifestyle customer behavior yang menjadi target marketnya agar komposisi tenantnya dapat menyesuaikan.
2. WOW Factor
Wow factor ini bisa dari aspek desain eksterior maupun interior bangunan, konsep desain retail/tenant, attraction spot hingga event activation. Seperti desain fasade mall Hanjie Wanda Square di Wuhan, China, kolam ombak indoor terbesar di dunia yang terdapat di West Edmonton Mall, Kanada, maupun desain flagship outlet Apple di Dubai Mall.