Saya masih ingat, selama hampir 4 tahun bekerja di sana, 2 kali kantor pengelola (management office) pindah! Pemindahan ini karena ada tenant baru yang mengokupasi atau komposisi ruang mall yang berubah!Â
Atau ada salah satu brand toko buku terkenal di negeri ini yang pindah lokasi hingga 2 kali, karena ada anchor tenant baru yang masuk atau re-layout komposisi ruang tenant. Tentu saja biaya relokasi & fitting out ditanggung oleh pengelola.
Pernah juga ditugasi menangani zona shopping baru dengan target market anak muda, setelah proyek berjalan hampir setahun dan dianggap kurang berhasil menarik peretail, pengelola tidak segan untuk menggantinya dengan konsep baru yang lebih menjual!Â
Pembelajaran paling berharga dari Supermal Karawaci adalah bahwa mall sebagai destinasi belanja, kuliner & rekreasi harus selalu konsisten beradaptasi dengan trend market dan memberikan customer experience yang berbeda setiap saat sesuai dengan target marketnya. Jangan pernah takut gagal mengembangkan hal baru, tentunya setelah melalui survey & analisa pasar yang komprehensif.Â
Inilah yang juga banyak dilakukan mall-mall tua yang masih bertahan dan jadi pilihan hingga saat ini, seperti Plaza Indonesia, Pondok Indah Mall dan Plaza Senayan yang konsisten dengan branding luxury yang mereka bangun sejak awal berdiri. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H