Mohon tunggu...
ANDRI ROHMAN
ANDRI ROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengemis Ladang Bisnis Baru

25 Agustus 2017   23:43 Diperbarui: 29 Agustus 2017   00:07 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman sekarang sering sekali kita menemui pengemis (cacat maupun normal) dan anak jalanan yang berprofesi meminta-minta. duduk-duduk diatas trotoar dan berdiri dibawah lampu merah yang selalu menampilkan mimik wajah sedih berharap agar dikasihani kemudian mulut mereka melahirkan susunan kata yang menyebabkan ketika telinga mendengarkannya merasa iba terhadapnya. sebenarnya apa sih penyebab atau faktor yang menjadikan mereka seperti itu? apa mungkin memang tidak ada lagi lowongan pekerjaan yang menerima mereka atau mungkin memang nasib mereka yang telah ditakdirkan oleh sang pencipta, ahh tidak mungkinlah menurut saya pribadi. pernah saya mendengar sebuah pepatah seperti ini "usaha tidak akan pernah menghianati hasil" dan "tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambanya".

menurut saya profesi itu menjadi ladang bisnis baru dikehidupan zaman sekarang. bahkan, sering terpegok pengemis yang pura-pura cacat agar ketika manusia lain merasa iba ketika melihatnya mereka rela menahan rasa sakit demi melakukan hal tersebut, mungkin menurut mereka profesi itu lah yang mudah dikerjakan dan mendapatkan hasil yang lumayan bayak, profesi yang tak ribet dan susah dan tak perlu mengirimkan surat lamaran perkerjaan dan tak perlu memiliki perasaan takut akan lamaran ditolak. sungguh miris apabila kita orang yang senang memberikan sedikit uang kita karena menurut kita mereka sangat membutuhkan bantuan uluran tangan dari kita, sangat jengkel hati kita ketika kita mempergoki pengemis yang pura-pura cacat, padahal sebenarnya mereka masih mampu mencari pekerjaan yang layak dan tidak harus menjadi seorang pengemis.

 lantas karena hal tersebut hendaklah kita lihat dulu orang yang mengemis tersebut apakah memang mereka benar-benar membutuhkan uluran tangan dari kita, dan untuk meminimalisir pengemis palsu lebih baik kita berbagi dirumah panti asuhan, dari pada kita malah menjadikan mereka para pengemis palsu semakin banyak.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun