Kesimpulan
Kami berkesimpulan bahwa sistem PPDB Jawa Barat tahun 2019 ini cukup transparan, dan data ditampilkan secara realtime sudah cukup membantu bagi masyarakat untuk mengawasi jalannya PPDB ini. Dan kami juga sudah melakukan pengecekan dari data pendaftar, bahwa hasil seleksi sudah cukup fair sesuai dengan aturan permainan.Â
Sedangkan mengenai hasil, ternyata stigma SMAN favorit masih belum bisa dihilangkan, terbukti dari hirarki passing grade, jumlah pendaftar (rasio antara kuota dengan pendaftar), masih didominasi SMAN yang sudah lama mendapat gelar favorit.
Dari sisi pendaftar, sepertinya banyak yang terjebak diawal masa pendaftaran. Hal ini juga dikarenakan banyak pendaftar yang berusaha secepat-cepatnya mendaftar. Banyak terjadi kasus orang tua yang mendaftarkan anaknya di jalur zonasi kombinasi, namun kemudian tidak diterima, meskipun nilai UN nya cukup tinggi. Padahal apabila mendaftar di jalur prestasi akan dapat diterima. Disisi lain, adanya SE dari Kemendikbud yang memberi peluang peningkatan jalur prestasi sendiri sudah terlambat, karena PPDB sudah diakhir masa pendaftaran. Tidak adanya peluang untuk mencabut berkas menyebabkan banyak orang tua merasa "salah masuk jalur", ketika memperhatikan data realtime di hari-hari akhir pendaftaran.
Kemudian, yang perlu dilakukan transparansi adalah jumlah riil peserta didik yang diterima oleh sekolah, agar tidak menimbulkan kecurigaan bahwa ada siswa yang masuk tanpa melalui jalur PPDB tersebut. Karena PPDB kali ini sangat memberi harapan bagi banyak orang, lebih dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga prinsip keadilan layak dijunjung tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H