Mohon tunggu...
Andre Devaldo
Andre Devaldo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada! Bahaya Tersembunyi Pengharum Ruangan Bagi Kesahatan Anda

14 Juni 2024   18:33 Diperbarui: 14 Juni 2024   18:35 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potensi Bahaya Pengharum Ruangan Terhadap Kesehatan Pernapasan

Penggunaan pengharum ruangan semakin populer di berbagai tempat, meskipun produk ini mengandung senyawa kimia berbahaya. Sayangnya, potensi bahaya dari pengharum ruangan sering kali luput dari perhatian pemerintah. Tidak banyak penelitian di negara ini mengenai efek jangka panjang dari pengharum ruangan terhadap kesehatan, meskipun penggunaan jangka panjang dapat mempengaruhi jaringan pernapasan.

Penelitian Pengharum Ruangan pada Tikus

Dr. Arief Bakhtiar, SpP(K), FAPSR, seorang pakar pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), melakukan penelitian menggunakan tikus sebagai subjek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paparan pengharum ruangan dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan negatif pada jaringan pernapasan, terutama selaput lendir.

"Paparan pewangi ruangan menghasilkan dampak negatif pada perubahan jaringan saluran napas, terutama pada selaput lendir. Dampak paparan pewangi ruangan cair pada perubahan histologi selaput lendir hidung lebih parah dibandingkan dengan paparan pewangi ruangan dalam bentuk gel," kata Dr. Arief.

Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa paparan pengharum ruangan dalam bentuk gel memiliki efek yang lebih buruk terhadap perubahan histologis jaringan paru-paru dibandingkan dalam bentuk cair. Ini menunjukkan bahwa jenis pengharum yang digunakan mempengaruhi tingkat bahaya yang ditimbulkan.

Prinsip Dasar dan Risiko Terhadap Pernapasan

Arief menjelaskan, prinsip dasar pengharum ruangan adalah interaksi bahan kimia yang dikandungnya dengan sistem pernafasan sehingga dapat menimbulkan reaksi peradangan. Jika peradangan terjadi terus-menerus, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan.

"Pajanan bahan kimia pada sistem pernapasan menyebabkan iritasi, peradangan, bronkokonstriksi, dan sensitisasi," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengutip studi Multiple Chemical Sensitivity (MCS) tahun 2005 yang menemukan bahwa pengharum ruangan dapat merusak kemampuan saraf penciuman, melapisi hidung dengan zat berminyak yang tidak terdeteksi, menutupi bau dengan wewangian lain dan mengubah komposisi bau yang tidak sedap.

Dampak pada Individu Sensitif

Penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa paparan wewangian dapat menyebabkan serangan asma dan dampak buruk lainnya bagi kesehatan pada orang yang sensitif. Ini menunjukkan bahwa tidak semua orang dapat terpapar pengharum ruangan dengan aman, dan beberapa individu mungkin lebih rentan terhadap efek negatifnya.

Tindakan Pencegahan

Untuk mengurangi risiko efek negatif pengharum ruangan, Dr. Arief merekomendasikan beberapa upaya pencegahan, antara lain:

  • Kurangi penggunaan pengharum buatan, terutama aerosol.
  • Hentikan penggunaan jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala seperti batuk, sesak napas, atau iritasi kulit dan mata.
  • Memilih pengharum ruangan alami.

Kesimpulannya, meskipun pengharum ruangan dapat memberikan aroma yang menyenangkan, penggunaannya perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan pernapasan, terutama jika digunakan dalam jangka panjang. Langkah pencegahan dan pemilihan produk yang lebih alami dapat membantu mengurangi risiko tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun