Mohon tunggu...
Andre Christoga
Andre Christoga Mohon Tunggu... Programmer -

11, Tech geek, Technologist, Frontend Dev, Developer, Nerdy Boy, Technokid! http://christoga.github.io

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nikmatnya Ikut Presiden Jokowi ke Silicon Valley

19 Februari 2016   16:43 Diperbarui: 19 Februari 2016   17:30 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kok ya pas banget ya. Saat ini aku, mama, dan beberapa finalis alumni Hackathon Merdeka mendirikan lembaga Coding Smart School CSS.  CSS adalah Sekolah SMA (jadi lanjutan dari SMP negeri dan swasta). Yang cocok masuk CSS adalah anak yang jago (dan doyan) maen games, suka teknologi, dan mau cepat punya duit, seperti aku, hehehe.

Jadi berbeda dengan sekolah SMA atau bahkan SMK embel-embel teknologi sekalipun,  lulus dari sekolah CSS  dijamin sudah punya keahlian programming. Jaminannya adalah bisa lanjut ke Universitas. Bahkan lulusan CSS lebih unggul daripada  lulusan SMA biasa, karena sudah duluan menguasai bahasa pemograman  ditambah program spekatakuler yakni 1 tahun magang di e-commerce terkemuka Indonesia. 

Coding Smart School juga siap membantu Badan Ekonomi Kreatif  BEKRAF yang punya program 1000 Coding Mom. Kalau Om Triawan Munaf sempat baca artikel ini, silakan googling saja ya, codingsmartschool.github.io

Coding Mom adalah program pembelajaran berbasis bahasa pemograman komputer,  persis sama dengan program pelajar / mahasiswa. Namun Coding Mom cuma program belajar coding selama 3 bulan saja, karena targetnya adalah emak-emak yang berpendidikan tinggi tetapi milih menjadi full-time mother, nggak ngantor lagi (hmmm, seperti mamaku hihihi). Program 1000 Coding Mom kalau dikelola dengan profesional bisa mendukung Program 100.000 Technoprenuer Indonesia.

Usul 3: Jangan Andalkan Kominfo/Kemdikbud/Kemristek

Sehubungan dengan tekad melahirkan 100.000 Technopreneur, Mamaku titip pencerahan nih untuk Pak Jokowi.

Jika ingin mewujudkan 100.000 technopreneur,  sebaliknya bekerjasama dengan lembaga pendidikan swasta yang kreatif dan fokus. JANGAN andalkan Kominfo/Kemdikbud/Kemristek yang sudah harus menggunakan sistem pendidikan yang bertele-tele dan ujung-ujungnya cuma jadi proyek (hmmmm). 

Berdasarkan kenyataan, mau tak mau, kalau berurusan dengan Isntitusi Kementerian biasanya  panjang dan lamaaa dan sering tidak jelas tuh. Demikian juga untuk bisa bernegosiasi dengan Menteri.  Bukan rahasia loh, kalau antar menteri juga sering terjadi gesekan.

Aku juga punya pengalaman seru dengan menteri. Bahwa janji Menkoinfo Rudiantara untuk ngasih laptop baru untuk aku sebagai programmer termuda saat Hackathon Merdeka di Istana tahun 2015, nggak ada kelanjutannya. hmm. 

Kesimpulan : 

Akhirnya Presiden Jokowi, tolong doakan dan (kalau bisa) dukunglah,

  1. semoga mimpiku  (dan ribuan anak Indonesia lainnya)menjadi programmer Indonesia berkelas dunia, bisa menjadi kenyataan.
  2. Demikian juga mimpi bisa mencicipi nikmatnya diajak Presiden ke Silicon Valley
  3. dan mimpi makan siang di istana bersama para programmer, segera terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun