Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Depresi Berbohong Pada Otak Kita

9 Oktober 2024   10:42 Diperbarui: 9 Oktober 2024   10:44 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, depresi juga sering diperburuk oleh stigma sosial yang melekat pada penyakit mental. Banyak orang yang mengalami depresi merasa malu atau takut mencari bantuan karena mereka khawatir dianggap lemah atau tidak mampu. Stigma ini hanya memperkuat kebohongan depresi bahwa seseorang yang depresi tidak berharga atau tidak pantas mendapatkan bantuan. Padahal, depresi adalah penyakit yang membutuhkan perhatian medis, seperti halnya penyakit fisik lainnya.

Mitos-mitos tentang depresi, seperti anggapan bahwa seseorang bisa "keluar" dari depresi hanya dengan berpikir positif, juga memperburuk situasi. Pemahaman yang lebih luas tentang sifat depresi dapat membantu mengurangi stigma ini dan mendorong lebih banyak orang untuk mencari bantuan. Salah satu langkah pertama dalam melawan depresi adalah menerima bahwa apa yang mereka rasakan bukanlah cerminan dari realitas. Dengan mencari dukungan dari profesional kesehatan mental dan orang-orang terdekat, penderita depresi bisa mulai melawan kebohongan yang diciptakan oleh penyakit ini.

Salah satu kebohongan terbesar yang disampaikan depresi adalah keyakinan bahwa tidak ada harapan atau solusi. Ini adalah mitos yang sangat merusak. Faktanya, banyak orang yang telah pulih dari depresi dan menjalani kehidupan yang penuh makna setelah mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Terapi kognitif, konseling, obat-obatan, dan dukungan sosial adalah beberapa metode yang dapat membantu orang menghadapi dan mengatasi depresi.

Menghadapi depresi adalah perjuangan yang sulit, tetapi penting untuk diingat bahwa ini adalah penyakit yang bisa dikelola. Depresi mungkin berusaha mengendalikan cara kita berpikir, tetapi kenyataannya, kita memiliki kemampuan untuk melawan kebohongan-kebohongan yang disebarkannya. Kita bisa mulai dengan mengakui bahwa apa yang kita rasakan adalah hasil dari kondisi medis dan mencari bantuan yang diperlukan untuk memulihkan diri.

Depresi mungkin terasa menakutkan dan mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita. Namun, penting untuk diingat bahwa depresi bukanlah akhir. Pikiran-pikiran negatif yang muncul saat kita mengalami depresi bukanlah cerminan dari kenyataan. Mereka adalah hasil dari penyakit yang bisa diobati dan dikelola. Dengan memahami bagaimana depresi bekerja dalam otak kita dan bagaimana ia berusaha menipu kita, kita bisa mulai mengambil langkah untuk melawan kondisi ini. Pemulihan dari depresi adalah proses yang panjang, tetapi itu adalah jalan yang bisa ditempuh oleh setiap orang yang mencari bantuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun